TGUPP hingga BUMD DKI Disebut Penuh dengan Ordal Anies

Nasional

TGUPP hingga BUMD DKI Disebut Penuh dengan Ordal Anies

Rolando Fransiscus Sihombing - detikBali
Sabtu, 16 Des 2023 15:02 WIB
Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira
Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira. (Foto: Repnas)
Bali -

Anies Baswedan dinilai lupa dengan sejarah soal penyataannya terkait orang dalam atau ordal. Mantan juru bicara (jubir) Anies-Sandi saat Pilgub DKI Jakarta 2017, Anggawira, mengungkapkan Anies saat menjabat Gubernur DKI Jakarta juga banyak menempatkan ordal.

Dilansir dari detikNews, Anggawira mengatakan beberapa instansi di DKI Jakarta dipenuhi orang dalam saat Anies menjabat Gubernur. Misalknya, Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dan sejumlah BUMD.

"Bahkan bukan hanya di TGUPP karena di dalam penentuan komisaris di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ada orang-orang dalam, dan timses yang masuk," jelas Anggawira, Sabtu (16/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mas Anies saat menjabat gubernur juga ada orang-orang di dekatnya yang masuk menjabat posisi-posisi 'orang dalam' seperti di Komisaris LRT Jakarta, BUMD PT Jakpro (Jakarta Propertindo), itukan orang dekat Mas Anies apalagi yang di TGUPP, 'orang dalam semua'," sebut Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju tersebut.

Anggawira menyebut nama Geisz Chalifa, orang dekat Anies yang pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PPJA). Lalu, Anggawira menyinggung nama Thomas Lembong yang juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Anggawira menyinggung nama Usamah Abdul Aziz yang disebut orang dekat Anies yang menjadi Anggota TGUPP DKI, orang dekat Anies lainnya yang disebut adalah Rene Suhardono Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Anggawira menganggap pernyataan Anies soal 'ordal' merupakan bumerang karena apa yang dikatakan Anies dalam debat dinilai dilakukan oleh Anies saat menjabat sebagai Gubernur DKI.

"Saya melihatnya menjadi bumerang. 'Orang dalam' ini kan seperti terpercik muka sendiri jadinya," tegas Anggawira.

Selain itu, Anggawira juga mengatakan bahwa demokrasi yang buruk seperti dibilang Anies juga dianggap blunder. Anggwira menilai Anies tidak akan menjadi gubernur jika demokrasi tidak berjalan, seperti yang sama dikatakan Prabowo Subianto dalam debat.

"Mas Anies juga menyindir-nyindir sekarang tidak demokratis, kalau tidak demokratis berarti dia tidak jadi gubernur. Mas Anies dalam memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi dan opini saja tanpa fakta," kata Anggawira.

Anies Baswedan sebelumnya bicara soal fenomena orang dalam di Indonesia. Anies menegaskan bahwa fenomena ini bisa merusak tatanan negeri ini.

"Fenomena ordal ini menyebalkan, di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal (orang dalam). Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau jadi guru ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau dapat tiket konser ada ordal, ada ordal di mana-mana yang membuat meritokratik nggak berjalan, yang membuat etika luntur," kata Anies di panggung debat, Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).




(dpw/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads