Nasib lokalisasi di Jalan Danau Tempe, Denpasar, Bali, di ujung tanduk. Pemerintah Kota Denpasar akan menutup tempat prostitusi tersebut seusai kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) diserang 25 orang pada Minggu (26/11/2023).
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menuturkan Tim Gabungan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar segera mendata dan menertibkan kafe remang-remang di Jalan Danau Tempe. Hal itu merupakan hasil rapat dengan Kepala Desa Sanur Kauh, kelihan adat, pecalang, hingga bendesa adat setempat.
"Harapan beliau-beliau itu agar khususnya di Danau Tempe bersih dari praktik-praktik prostitusi," kata Jaya Negara di kantornya, Selasa (28/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Satpol PP Denpasar diserang oleh 25 orang pada Minggu. Penyerangan dilakukan setelah beberapa jam sebelumnya anggota Satpol PP Denpasar merazia tempat prostitusi di Jalan Danau Tempe.
Anggota Satpol PP kemudian membawa 33 pekerja seks komersial (PSK) yang tak memiliki identitas ke kantor. Namun, mereka kabur, saat kantor Satpol PP Denpasar diserang.
Polresta Denpasar kemudian menangkap empat pelaku lain yang diduga ikut menyerang kantor Satpol PP Denpasar pada Minggu lalu. Sehari kemudian, dua tentara, Praka JG dan Pratu VS, yang diduga terlibat dalam penyerangan itu juga ditangkap oleh Kodam Udayana.
Menurut Jaya Negara, tim gabungan yang akan dikerahkan untuk menertibkan lokalisasi itu berasal dari Sipandu Beradat, Satpol PP Kota Denpasar, TNI, Polri, Linmas, hingga pecalang desa adat.
Jaya Negara mendapat informasi yang menyebutkan kegiatan prostitusi di Danau Tempe banyak didatangi oleh anak muda. "Tujuan penertiban ini untuk menjaga keamanan, menghilangkan premanisme yang ada di sana, dan mengurangi risiko-risiko terhadap anak-anak muda," ungkap politikus PDI Perjuangan itu.
Pemkot Denpasar Tak Larang Kafe di Danau Tempe
Jaya Negara menegaskan Pemkot Denpasar tidak pernah melarang kegiatan di kafe. Asalkan, bukan digunakan sebagai tempat prostitusi.
"Yang kami lakukan ini (razia) karena sering terjadi gangguan keamanan di sana. Tadi saya malah dapat laporan sekitar sebulan terjadi pembunuhan juga di sana," ungkapnya.
Jaya Negara berharap warga yang tinggal di Danau Tempe membuat usaha baru yang lebih nyaman dan aman ketimbang membuat kafe remang-remang yang membuka layanan praktik prostitusi.
"Diharapkan nanti masyarakatnya membuat suatu bisnis baru yang lebih menguntungkan dan yang tidak menimbulkan kerawanan. Itu harapannya," imbuhnya.
Satpol PP Bali Dorong Lokalisasi di Danau Tempe Ditutup
Satpol PP Bali mendorong Satpol PP Denpasar menutup tempat prostitusi di Jalan Danau Tempe. Satpol PP Bali siap memberikan bantuan personel agar tempat lokalisasi itu bisa ditutup permanen.
Kepala Satpol PP Bali, I Dewa Nyoman Rai Darmadi, meminta penertiban di lokalisasi tak berhenti meski sempat terjadi penyerangan kantor Satpol PP Denpasar. "Kalau Satpol PP Denpasar kurang personel, nanti dari Provinsi siap mendukung," katanya, di kantor Satpol PP Denpasar, Selasa (28/11/2023).
Darmadi menegaskan tidak ada lokalisasi yang mendapat izin dari pemerintah daerah. Prostitusi juga merupakan kegiatan ilegal.
Darmadi mengungkapkan muncikari dan penyedia jasa seks telah diingatkan untuk segera menutup usahanya. Namun, mereka membandel dan tetap beroperasi.
"Mudah-mudahan (permasalahan ini) bisa diselesaikan sampai tuntas," ujar Darmadi.
(gsp/dpw)