Kepala PT Jasa Raharja Bali Abubakar Aljufri menyebut penyebab tingginya angka kecelakaan di Bali dikarenakan minim angkutan umum. Saat ini jumlah korban per Oktober 2023 sebanyak 3.434 korban dengan jumlah santunan Rp 58,1 miliar.
"(Minimnya angkutan umum) Ya pasti, dengan tidak adanya angkutan umum mau tidak mau suka tidak suka dengan kasat mata kita bisa melihat bahwa anak SD saja kalau ke sekolahan mau naik apa kalau tidak pakai motor," kata Abubakar di Denpasar, Selasa (14/11/2023).
Abubakar menyebut jumlah kecelakaan di Bali hampir 85 persen korbannya adalah pengendara sepeda motor dengan usia produktif 17-50 tahun. Provinsi Bali juga masuk dalam 10 besar jumlah korban kecelakaan tertinggi se-Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abubakar menilai Pemerintah Provinsi Bali belum efektif terkait penyediaan layanan Trans Metro Dewata. "Belum lah, kami bisa lihat sendiri, teman-teman bisa lihat, apalagi di Kota Denpasar ya yang jumlah korban kecelakaan itu tertinggi," jelasnya.
Dia melihat tidak adanya angkutan umum atau angkutan pelajar yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Intinya, Abubakar mendorong Pemda untuk menyiapkan angkutan umum pada pelajar.
Padahal saat pandemi COVID-19, kasus kecelakaan di Bali turun drastis. Namun, pada 2022 meningkat dibanding 2021 sebesar 67 persen.
"Angka kecelakaan trennya tinggi dari tahun ke tahun. Ekonomi Bali sudah pulih sehingga angka kecelakaan semakin tinggi," ungkap Abubakar.
(nor/nor)