Sejumlah kolam dibangun pada bukit sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali, Minggu (22/10/2023). Kolam-kolam itu nantinya diisi air sebagai upaya penanggulangan kebakaran di TPA Mandung.
Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Tabanan Anak Agung Gede Dalem Trisna Ngurah berharap air pada kolam-kolam tersebut meresap ke lapisan terbawah bukit sampah. Dengan demikian, gas metana yang memicu kebakaran menjadi dingin dan bara api padam.
"Mudah-mudahan teori kami ini benar," kata Trisna Ngurah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila cara tersebut efektif, Tim Darurat Penanggulangan Kebakaran TPA Mandung akan membuat kolam yang sama di titik-titik lainnya."Tentu kami sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Sejauh ini baru satu (kubangan) jadi dan sekarang satu lagi sedang dibuat," imbuhnya.
Trisna Ngurah menjelaskan upaya pendinginan pasca-kebakaran TPA Mandung terus dilakukan meski sudah setengah dari total kebakaran yang mencapai 1,8 hektare telah terkendali. Menurutnya, titik TPA Mandung yang sulit terjangkau adalah di area sebelah timur laut.
"Malam hari terkadang masih terlihat bara api di beberapa titik," sebutnya.
Trisna Ngurah menambahkan berbagai pola dan cara akan dilakukan untuk mengoptimalkan penanggulangan kebakaran di TPA Mandung. "Termasuk membuat kolam pada hari ini. Mudah-mudahan (kolam-kolam) itu bisa lebih efektif," tukasnya.
Pantauan detikBali, api pada permukaan atas bukit sampah di TPA Mandung telah tertangani. Namun, kepulan asap masih bermunculan terutama dari area timur laut yang medannya melereng. Sesekali, asap yang keluar tampak tipis, terkadang pekat, tergantung kondisi tiupan angin.
Kebakaran TPA Mandung terjadi pada Sabtu (14/10/2023). Bencana ini disebabkan oleh zat metana yang berasal dari tumpukan sampah, cuaca panas yang ekstrem, dan penyebaran lewat angin yang kencang.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan menetapkan status darurat penanggulangan kebakaran TPA Mandung. Status ini berlaku selama 14 hari sejak kebakaran terjadi.
Selain itu, Pemkab Tabanan juga membentuk tim terpadu untuk menanggulangi kondisi tersebut. Adapun tim terpadu tersebut melibatkan berbagai pihak, mulai dari LH, Damkar, Dishub, BPBD, Satpol PP, hingga LSM, Bendesa Adat, dan tokoh masyarakat. Upaya ini sekaligus untuk antisipasi bencana jangka pendek.
(iws/iws)