Gunung Sampah TPA Peh Jembrana Dicek Tiap 2 Jam Cegah Kebakaran

Gunung Sampah TPA Peh Jembrana Dicek Tiap 2 Jam Cegah Kebakaran

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 17 Okt 2023 21:53 WIB
Tinggi gunung sampah yang ada di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana yang diperkirakan mencapai 35 meter, Selasa (17/10/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Gunung sampah yang ada di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana yang diperkirakan mencapai 35 meter, Selasa (17/10/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Petugas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, saat ini mengintensifkan pengecekan gunung sampah setiap dua jam sekali untuk mencegah terjadinya kebakaran di musim kemarau.

Koordinator TPA Peh, Ketut Suardika, mengatakan setiap hari ada sekitar 30-40 ton sampah yang dikirim ke TPA Peh. Sehingga saat ini gunung sampah yang ada di TPA Peh diperkirakan setinggi 35 meter.

"Namun, dalam dua tahun terakhir ini sudah dibangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) untuk mencegah timbunan sampah yang semakin tinggi," kata Suardika, Selasa (17/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suardika menjelaskan untuk mencegah terjadinya peristiwa kebakaran di musim kemarau seperti sekarang, pihaknya telah membentuk kelompok sebanyak empat orang untuk melakukan pengecekan langsung ke atas gunung sampah.

"Setiap dua jam sekali mulai Juni 2023 pada musim kemarau ini, petugas naik ke atas gunung sampah untuk melakukan pengecekan," kata Suardika.

Kegiatan pengecekan yang dilakukan setiap musim kemarau ini dapat meminimalisasi terjadinya peristiwa kebakaran. Dibuktikan sejak 2018 tidak terjadi peristiwa kebakaran di TPA Peh.

"Sebelum bekerjasama dan melibatkan masyarakat memang sering terjadi kebakaran seperti tahun 2016 dan 2017 lalu sempat terjadi kebakaran," jelasnya.

Selain pengecekan setiap dua jam sekali, pihaknya juga rutin melakukan penyemprotan mikro bakteri pada gunung sampah ini setiap satu minggu sekali, sehingga proses fermentasi terjadi lebih cepat dan mempercepat penguraian gas metana.

"Intinya kita berupaya untuk meminimalisasii terjadinya timbulan asap hingga kebakaran," tandas Suardika.




(hsa/hsa)

Hide Ads