Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Wangaya I Wayan Edi Irawan mengatakan untuk saat ini pihaknya terus memantau perkembangan virus tersebut di Indonesia. Edukasi kepada masyarakat juga mulai gencar di lakukan.
"Gejalanya demam akut, disertai gangguan pernafasan sampai kejang-kejang," kata Edi Irawan saat ditemui tim detikBali, Kamis (12/10/2023) di Denpasar.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Infeksi virus nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia. Virus ini pertama kali ditemukan di Malaysia, 1998 silam.
"Mekanisme penularannya melalui droplet, urin air kencing, darah dan makanan yang terinfeksi," sambung Edi Irawan.
Lanjut Edi mengharapkan agar masyarakat tetap tenang dan mengenali virus Nipah. Karena akan lebih baik mencegah daripada mengobati.
"Menurut laporan penelitian (virus ini) dapat menyebabkan kematian dari 40-75 persen," jelasnya.
Untuk saat ini, kasus virus nipah belum ada di Indonesia. Tetapi, sebagai salah satu lokasi yang terbanyak kedua dikunjungi turis India, tentu harus waspada.
Di sisi lain, Edi selain melakukan pemantauan kasus, rumah sakit juga menyiapkan ruang isolasi apabila ada pasien yang memiliki gejala virus ini.
"Harapannya, masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan makan makanan yang sehat serta lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan semoga ini tidak sampai di Indonesia," imbuhnya.
(dpw/dpw)