Padel tennis di Bali memang belum sepopuler olahraga lainnya. Namun,olahraga perpaduan antara tenis dengan skuas ini diklaim makin banyak diminati warga lokal. Selama ini, penggemarnya memang lebih dominan bule-bule di Bali.
Total, ada 16 klub padel di Bali. Setiap klub memiliki tiga sampai tujuh lapangan. Seluruh lapangan padel tennis di Bali tak ada satu pun yang dimiliki pemerintah daerah. Semuanya milik swasta. Hal ini dibenarkan oleh Asisten Direktur Teknik Pengurus Besar Padel Indonesia (PBPI) Nasser Fakhry.
"Kebanyakan lapangan 100 persen dari swasta," ujar Nasser saat ditemui detikBali di Bali Padel Academy, Selasa (3/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasser berharap setelah pembentukan kepengurusan PBPI di bawah KONI Pusat, pemerintah bisa menambah sarana dan prasarana di Bali. Padel saat ini sudah bukan lagi olahraga rekreasi, tapi olahraga prestasi.
Nasser mengungkapkan atlet padel Bali juga akan berpartisipasi dalam PON 2024 di Sumut-Aceh. Bali punya enam atlet, terdiri dari dua atlet putri dan empat atlet putra.
"Harapannya agar pemerintah daerah bisa memberikan perhatian dan ada lapangan padel yang dibangun pemerintah," jelasnya.
Salah satu klub padel adalah Bali Padel Academy di Jalan Babakan Kubu, Canggu, Badung yang saat ini masih dalam soft opening. Nasser menyebut klub ini bukan mulai pukul 07.00 hingga 22.00 Wita. Banyaknya pengunjung setiap hari, Nasser melanjutkan, merupakan bukti bahwa padel makin diminati.
"Untuk grand opening kami masih menunggu beberapa fasilitas penunjang, seperti ice bath, jacuzzi, sauna, restoran, kolam renang, dan kids corner," beber Nasser.
Klub padel sejenis juga cukup banyak di kawasan Kuta Utara. Antara lain, di Berawa, Canggu, dan Pererenan.
"Olahraga padel ini yang sifatnya sosial, cepat berkembang, karena tidak memandang strata usia dan profesi," ujarnya.
Menurut Nasser, olahraga padel tidak terlalu sulit dipelajari. Bahkan, tidak perlu punya dasar bermain tenis. Padel juga bersifat fun alias menyenangkan dan tentu saja menyehatkan.
Padel sejauh ini memang dominan peminatnya adalah para warga negara asing atau ekspatriat yang tinggal di Bali. Pangsa pasar bule ini pula yang mendasari banyaknya klub padel di 'kampung-kampung' bule seperti Canggu.
Nasser menjelaskan ada empat pemain dalam setiap sesi permainan padel di Bali Padel Academy. Tarifnya dipatok Rp 100 ribu per orang untuk satu setengah jam bermain.
Nasser juga bersyukur dua bulan lalu pemerintah sudah menandatangani kerja sama pengembangan lokasi padel di dua destinasi wisata di Bali dan Lombok, yakni ITDC Nusa Dua dan Mandalika.
(hsa/hsa)