Debit Air PDAM Giri Menang Turun 10 Persen, Wilayah Perbukitan Terganggu

Debit Air PDAM Giri Menang Turun 10 Persen, Wilayah Perbukitan Terganggu

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 05 Okt 2023 21:42 WIB
Direktur Utama PT AMGM Lalu Ahmad Zaini, Kamis (5/10/2023). (Ahmad Viqi/detikBali)
Foto: Direktur Utama PT AMGM Lalu Ahmad Zaini, Kamis (5/10/2023). (Ahmad Viqi/detikBali)
Lombok Barat -

Debit air milik PT Air Mineral Giri Menang (AMGM) di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menurun 5-10 persen karena terdampak kemarau. Akibatnya, penyaluran PDAM ke wilayah perbukitan terganggu.

Direktur Utama PT AMGM Lalu Ahmad Zaini mengatakan penurunan debit air akibat kemarau berkepanjangan itu masih berada di angka normal. "Kami masih bisa kendalikan. Tapi layanan di wilayah perbukitan agak terganggu, baik di Kecamatan Lembar dan Sekotong," kata Zaini, Kamis (5/10/2023).

Zaini mengatakan sudah mengantisipasi dampak musim kemarau dengan penambahan layanan distribusi air di beberapa kecamatan terdampak. Selama musim kemarau, PT AMGM juga telah meningkatkan pelayanan khusus masyarakat pegunungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik di wilayah Kecamatan Lembar, Sekotong, dan wilayah utara di bagian Gunungsari. "Mudahan tidak berkepanjangan musim kemarau ini sehingga tidak terlalu berdampak luas," ucap Zaini.

Lakukan Perbaikan Pipa

ADVERTISEMENT

Zaini menyebut beberapa pipa air PDAM di Kecamatan Narmada hingga ke Kota Gerung dan Lembar, Lombok Barat, telah dilakukan perbaikan. Pasalnya, tingkat kerusakan pipa cukup tinggi.

"Ini kalau tidak kami perbaiki bisa membebani keuangan perusahaan. Sehingga kami lakukan peremajaan di wilayah itu. Ada juga sebagian di Kota Mataram," jelas Zaini.

Saat ini, seluruh pipa utama di Kota Mataram dan Lombok Barat dilakukan peremajaan. Pasalnya usia pipa di sepanjang jalur utama tersebut sudah berusia 50 tahun.

"Sekarang sedang dibongkar di jalan utama di Kecamatan Gerung dan Lembar. Nanti berlanjut ke Kota Mataram. Detailnya saya belum cek berapa yang harus diganti. Karena ada pipa yang sudah dipasang tahun 1970 belum diganti sama sekali," ungkapnya.

Hasil analisis PT AMGM, tingkat kebocoran pipa mencapai 35 persen. Berbeda dengan tingkat kebocoran pipa yang masih berada di angka 10 persen.

"Untuk tingkat kerusakan pipa tidak terlalu tinggi. Jadi ini bisa menekan biaya pemeliharaan," ujarnya.

Tingkat kebocoran tersebut, kata Zaini, dikarenakan beberapa kegiatan mengakibatkan kerusakan pipa. Seperti pelebaran jalan ke Pelabuhan Gili Mas Lembar Lombok Barat.

Zaini memastikan pelayanan distribusi air di wilayah pegunungan seperti di Kecamatan Lembar dan Sekotong Lombok Barat tidak terlalu berdampak pada saat peremajaan pipa dilakukan.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads