"Tadi dari hasil kami bedah lambungnya itu masih ada sisa-sisa makanan jadi indikasi masih makan. Namun, kami menemukan beberapa plastik dan juga sedotan plastik. Selanjutnya kami membuka organ hati terlihat tidak ada masalah, namun kami tetap menunggu hasil laboratorium nantinya," ungkap petugas nekropsi dari JSI, Hasnaulhusna, kepada detikBali.
Dokter hewan itu juga menjelaskan selain membedah organ dalam hiu tutul, pihaknya juga mengambil beberapa sampel DNA dari sirip hiu.
"Kami akan tetap menunggu hasil labolatorium untuk memastikan kematiannya. Dugaan awal memang indikasi sakit, tapi kami masih belum bisa memastikan, namun dengan temuan beberapa benda aneh seperti sampah plastik ini jadi kecurigaan mengarah ke sana," papar Hasnaulhusna.
Jembrana Langganan Ikan Besar Terdampar
Peristiwa terdamparnya hiu tutul ini menjadi kasus kelima yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Jembrana sepanjang 2023. Sebelumnya, sesuai data Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), pada 8 April, ditemukan paus sperma di Pantai Yehleh, Kecamatan Pekutatan. Kemudian, pada 27 April, ditemukan lumba-lumba di Pantai Tembles, Kecamatan Mendoyo.
"Kemudian 30 Mei 2023, ditemukan lumba-lumba mati di Pantai Cupel, Kecamatan Negara, dan 17 Juni 2023, ditemukan hiu paus di Pantai Air Kuning, Kecamatan Jembrana," papar Pengawas Perikanan dari Satuan PSDKP Jembrana Nopen Setiawan.
Terdamparnya ikan-ikan besar di Jembrana ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih menjaga laut dan lingkungannya. Terutama tidak membuang sampah plastik sembarangan.
"Kita harus sama-sama menjaga alam dengan sebaik mungkin," tandas Nopen Setiawan.
(hsa/dpw)