Rumah toko (ruko) tiga lantai yang menjual barang antik di Banjar Dukuh Sari, Kelurahan Kerobokan Kelod, Badung, Bali, terbakar hebat, Rabu (27/9/2023). Pemiliknya saat ini sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Kuta Utara akibat luka ringan saat menyelamatkan diri.
Kapolsek Kuta Utara Kompol I Made Pramasetia mengatakan pemilik bangunan saat ini masih dirawat dan belum bisa dimintai keterangan. Korban adalah warga negara Indonesia (WNI) yang sehari-hari tinggal di lokasi.
"Korban ada ayah dan dua anaknya. Untuk identitas belum kami bisa sampaikan karena masih syok. Yang jelas mereka pemilik. Sekarang sedang dirawat karena luka akibat menyelamatkan diri saat kebakaran. Bukan karena api," kata Prama, Rabu (27/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, banyaknya barang mudah terbakar, akibatkan kobaran api cepat membesar dan melahap seisi bangunan tanpa sisa. Namun, Prama belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran.
"Penyebab pasti kebakaran ini belum kami ketahui pasti. Sebab korban masih belum bisa kami minta keterangan. Tapi info awal tadi kami terima dugaan awal korsleting listrik di lantai dua," kata Prama di lokasi kebakaran.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 18.00 Wita. Informasi di lapangan, seluruh furnitur di bagian lantai dasar dan dua sudah ludes menjadi abu. Satu unit mobil juga terbakar. Sementara bagian atas bangunan masih tampak kosong dan hanya berupa dak beton.
"Diperkirakan ruko tempat barang antik yang lama vakum. Ruko termasuk tempat tinggal. Jadi ini lantai tiga dan setelah kami cek kebakaran di semua lantai, semua terbakar," sambung Prama.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badung I Wayan Wirya menegaskan pemadaman selesai sekitar pukul 20.50 Wita. Sebanyak 12 mobil pemadam dari wilayah Badung tengah dan selatan turun untuk melakukan pemadaman.
"Kobaran api besar juga. Kami gunakan water canon percepat pemadaman dan kami amankan bagian samping. sehingga minim untuk kerugian bangunan di sampingnya. Kami isolasi dulu bagian pinggir," kata Wirya.
Menurutnya, lantaran banyaknya barang mudah terbakar membuat proses pemadaman butuh tenaga ekstra. Walhasil, tidak banyak barang yang bisa diselamatkan.
(hsa/nor)