Ragam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Bali, NTB, dan NTT

Ragam Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Bali, NTB, dan NTT

Ni Made Maheswari Anindya Putri - detikBali
Minggu, 24 Sep 2023 18:37 WIB
Puncak Maulid Nabi Tradisi Muludan Sokok, di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, Minggu (9/10/2022).
Puncak Maulid Nabi Tradisi Muludan Sokok, di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma
Denpasar -

Umat Islam memperingati Maulid Nabi sebagai bentuk penghormatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini terus dilakukan dari tahun ke tahun hingga menjadi tradisi bagi umat Islam.

Biasanya, peringatan Maulid Nabi dirayakan dengan melakukan berbagai kegiatan, seperti melakukan pengajian, mendengarkan ceramah, hingga melaksanakan selawat bersama, dan berbagai tradisi lainnya.

Umat Islam di Indonesia mempunyai beragam cara untuk merayakan Maulid Nabi. Salah satunya dengan melaksanakan bakti sosial, beramal, hingga mengikuti lomba keagamaan.

Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki tradisinya sendiri untuk memperingati Maulid Nabi. Simak artikel berikut mengenai tradisi dari ketiga provinsi dalam memperingati Maulid Nabi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Maulid Nabi di Bali

Puncak Maulid Nabi Tradisi Muludan Sokok, di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, Minggu (9/10/2022).Puncak Maulid Nabi Tradisi Muludan Sokok, di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, Minggu (9/10/2022). Foto: Made Wijaya Kusuma

Umat Muslim di Bali merayakan Maulid Nabi dengan cara dan tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang melaksanakannya dengan membagikan telur, tabur duit, hingga sunat massal.

Perayaan Maulid Nabi di Kampung Islam Kepaon, Kota Denpasar, diawali dengan acara pawai yang diiringi dengan kesenian rodat, dilanjutkan dengan acara sunat massal, juga berbagi telur. Kurang lebih sekitar 200 orang ikut memeriahkan acara ini.

Pawai yang dilaksanakan menghadirkan 7 bale suji yang berisikan kurang lebih 2 ribu telur, yang nantinya akan dibagikan ke warga sekitar. Mereka merayakan Maulid Nabi dengan tujuan untuk mempelajari serta mengambil hikmah dari perjuangan Nabi Muhammad.

Tidak hanya Kampung Islam, Kampung Sindu yang berlokasi di Karangasem juga turut memperingati Maulid Nabi. Kampung ini merayakan Maulid Nabi dengan cara yang unik, yakni dengan tabur uang dan megibung (makan bersama).

Tradisi menabur uang merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi menabur uang dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT sehingga dapat melaksanakan Maulid Nabi.

ADVERTISEMENT

Selesai melaksanakan tradisi menabur uang, warga akan berkumpul di masjid untuk lanjut ke acara selanjutnya, yakni megibung. Sebelum dilaksanakan tradisi menabur uang, dilaksanakan dahulu doa bersama dan acara mekuris atau potong rambut untuk bayi yang masih berusia 1-6 bulan.

Tradisi Maulid Nabi di NTB

Tradisi Maulid Nabi di NTB.Tradisi Maulid Nabi di NTB. Foto: Dinas Pariwisata Provinsi NTB

Dirangkum dari Deliberatio: Jurnal Mahasiswa Komunikasi Vol. 2, No.1, hal. 19-31, Masyarakat NTB juga memiliki beberapa tradisi yang mereka lakukan untuk memperingati Maulid Nabi. Sama seperti di Bali, masyarakat NTB juga melaksanakan tradisi ngurisan. Namun, terdapat juga tradisi lainnya seperti tradisi musik gerantung, ruah Maulud, arak-arakan, migel, dan kemang male.

Dilansir dari laman Dinas Pariwisata NTB, tradisi musik gerantung dilaksanakan dengan membunyikan gerantung. Sebelum dibunyikan, alat musik tradisional itu terlebih dahulu dibersihkan di lokoq teraga, yakni sebuah sumur yang dianggap suci oleh masyarakat.

Tradisi ruah Maulud yakni acara ngumpul bersama atau pesta kecil-kecilan dengan mengundang kerabat, tetangga, hingga fakir miskin dan anak yatim piatu. Terdapat juga tradisi arak-arakan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Dasan Agung dengan mengusung anak-anak yang akan dikhitan menggunakan kuda-kudaan.

Tradisi migel (tarian) biasanya dilaksanakan di Kompleks Masjid Kuno Gumantar yang dilakukan oleh semua kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Yang terakhir, ada tradisi kemang male dari Sumbawa. Tradisi ini cukup unik karena dilakukan dengan menggunting kertas dan membentuknya menjadi bunga, juga diberi gantungan berupa snack bahkan uang.

Tradisi Maulid Nabi di NTT

Umat Islam di NTT juga turut memperingati Maulid Nabi. Umat Islam di Kelurahan Airmata, Kota Kupang, memperingati Maulid Nabi dengan melaksanakan tradisi sripuan.

Tradisi sripuan diawali dengan melakukan arak-arakkan atau membawa sripuan dan buah-buahan menuju masjid beramai-ramai. Biasanya hal ini diiringi dengan rebana yang melantunkan selawat serta dzikir-dzikir.

Setelah proses arak-arakkan dimulai, para remaja yang ada di Kelurahan Airmata akan melaksanakan roda atau menari-nari secara bersama dengan membentuk sebuah lingkaran kecil. Mereka akan berputar tepat di belakang prosesi arak-arakkan hingga selesai.

Pelaksanaan roda ini juga memiliki makna yakni bagaimana kehidupan kita ibarat roda yang terus berputar, terkadang di atas, terkadang di bawah. Sehingga kita harus tetap bersyukur.

Saat prosesi arak-arakkan dan roda berakhir, akan memasuki bagian terakhir dari tradisi aripuan, yakni ashrakal. Para imam, tokoh agama, dan masyarakat akan berkumpul di masjid dan melakukan doa bersama. Lalu, akan diakhiri dengan membagikan buah-buahan kepada seluruh masyarakat Kelurahan Airmata yang mengikuti tradisi sripuan.

Itu dia beragam tradisi yang dilaksanakan oleh Umat Islam di Bali, NTB, dan NTT. Menurut detikers yang mana nih tradisi yang paling unik?

Artikel ini ditulis oleh Ni Made Maheswari Anindya Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads