Tol Gilimanuk-Mengwi Mangkrak, Perbekel di Tabanan Jadwalkan Pertemuan Ulang

Tol Gilimanuk-Mengwi Mangkrak, Perbekel di Tabanan Jadwalkan Pertemuan Ulang

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 23 Sep 2023 17:19 WIB
Perbekel Desa Lalanglinggah I Nyoman Arnawa . (chairul amri simabur/detikBali)
Perbekel Desa Lalanglinggah I Nyoman Arnawa. (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Para perbekel atau kepala desa yang wilayahnya terdampak rencana pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi akan menggelar pertemuan ulang. Pertemuan itu untuk menyamakan persepsi terkait mangkraknya pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi.

Pada pertemuan sebelumnya, hanya delapan perbekel yang hadir untuk urun rembuk terkait kepastian pembangunan tol tersebut. "Mungkin kami harus melakukan pertemuan. Kemarin itu baru sebagian desa dari kurang lebih 19 desa yang terdampak," kata Perbekel Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, I Nyoman Arnawa, Sabtu (23/9/2023).

Arnawa mengungkapkan pertemuan ulang tersebut sedang dijadwalkan. Selain itu, ia juga sedang mendata desa-desa yang terdampak rencana pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah buat grup informal khusus perbekel yang desanya terdampak. Kalau sudah klop akan bertemu lagi," imbuhnya.

Menurut Arnawa, pertemuan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi dan mengejar kepastian mengenai rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi. Sebab, warga yang lahannya terdampak terus bertanya-tanya terkait pembangunan tol itu.

ADVERTISEMENT

"Kecemasannya (masyarakat) apa? Mau menanam tidak berani. Mau cabut patok tidak berani. Yang rumahnya rusak bingung tidak berani memperbaiki," tegasnya.

Mangkraknya pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi juga sempat dikeluhkan oleh warga Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan. Sebab, warga yang lahannya terkena jalur merasa serba salah untuk beraktivitas.

Pada Juli lalu, warga Antosari memasang spanduk yang ditujukan ke Gubernur Bali Wayan Koster di pinggir jalur utama menuju Kecamatan Pupuan. Pesan dalam spanduk itu meminta informasi pasti mengenai kelanjutan pembangunan tol. Jika tidak dilanjutkan, warga meminta patok-patok di sekitar proyek agar segera dicabut agar warga bisa mempergunakan lahan mereka untuk bertani, berkebun, dan merenovasi rumah yang sudah bocor.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan pengembang tol tersebut tengah mengalami kesulitan anggaran untuk menyelesaikan pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi. "Mereka (PT Tol Jagat Kerthi Bali) minta sampai Juli untuk financial close-nya," tuturnya di Denpasar, Minggu (21/6/2023).

Menteri Basuki memastikan pembangunan tol yang diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 24,6 triliun itu akan terus berlanjut. Bahkan, proyek tersebut akan selesai sesuai jadwal pada 2025. "Jadi ini lagi mencari kawan lagi untuk mendapatkan investor," tutur Basuki.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads