Kemenparekraf Sebut Sampah Kiriman di Pantai Kuta Berasal dari Ciliwung-Brantas

Kemenparekraf Sebut Sampah Kiriman di Pantai Kuta Berasal dari Ciliwung-Brantas

Agus Eka - detikBali
Jumat, 15 Sep 2023 21:59 WIB
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan bersih-bersih sampah plastik dan organik di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat sore (15/9/2023). (Agus Eka/detikBali)
Sejumlah siswa di Badung mengikuti kegiatan bersih-bersih sampah plastik dan organik di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat sore (15/9/2023). (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indra Ni Tua turut menghadiri kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (15/9/2023). Ia mengungkapkan sampah kiriman di perairan terjadi sejak November hingga Maret setiap tahunnya.

Menurut Indra, sampah kiriman yang mengotori Pantai Kuta pada periode tersebut berasal dari luar wilayah Bali. "Menurut studi (sampah laut) berasal dari aliran Sungai Ciliwung dan Brantas. Bapak/ibu bayangkan, dari setengah Pulau Jawa, datang ke sini sampahnya, dan Pantai Kuta menjadi salah satu titik kumpul sampah itu," kata Indra dalam sambutannya.

Indra menyatakan masalah sampah di Pantai Kuta mesti ditangani serius. Menurut Indra, persoalan sampah menjadi pekerjaan rumah karena parameter kebersihan menentukan kualitas pariwisata di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau tidak mau karena pariwisata berkaitan dengan kebersihan, ini jadi PR kita bersama," tandasnya.

ADVERTISEMENT

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung I Wayan Puja mengakui sampah kiriman mengotori kawasan Pantai Kuta setiap tahun, antara periode November-Maret. Beraneka macam sampah mulai dari sampah kayu hingga plastik bisa terkumpul lebih dari 10 ton per hari.

"Kami harapkan kegiatan seperti ini (bersih-bersih pantai) bisa dilakukan lagi saat sampah banyak di bulan November sampai Maret tahun depan," kata Puja.

Kegiatan bersih-bersih sampah yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Bali Waste Cycle (BWC) itu diikuti puluhan anak dan ratusan relawan. Mereka yang berpencar di beberapa titik di Pantai Kuta, Jumat sore.

Salah satu peserta, Safitri, menyebut Pantai Kuta merupakan ikon pariwisata dunia. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya menjaga kebersihan di pantai tersebut. Sambil membawa karung, aksi mereka berhasil mengumpulkan sampah organik, anorganik hingga residu dalam waktu satu jam lebih.

"Kebetulan saya juga ikut anggota komunitas peduli sampah di Denpasar," ucap siswi SMP asal Abiansemal, Badung, itu.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads