Jalan poros penghubung antar desa di Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, longsor dan membahayakan pengguna jalan. Longsor tersebut terjadi sejak dua tahun lalu, namun hingga kini masih belum diperbaiki.
Dari pantauan detikBali, jalan yang longsor berdampingan dengan tebing dan terus terkikis oleh hujan dan aktivitas masyarakat saat melintasi jalan ini. Akibatnya, jalan poros tersebut semakin menyempit dan membahayakan pengguna jalan.
Bahkan, rambu-rambu jalan serta penerangan saat malam hari tidak ada di sekitar lokasi longsor. Warga juga harus bergantian saat melintas di jalan ini sebab takut terjatuh ke dalam jurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warga setempat bernama Ketut Subaga mengaku khawatir melintasi jalan yang longsor tersebut. Ia mengatakan setiap kali melintas harus berhati-hati agar tidak terjatuh ke jurang, terlebih saat malam hari karena minimnya penerangan jalan.
"Setiap melintas ya harus hati-hati, kalau ada mobil lebih bahaya kalau tidak lewat bergantian. Jalan yang longsor ini sudah membahayakan, jadi harus segera diperbaiki. Kalau tidak, bisa-bisa ada korban," ungkap Subaga kepada detikBali, Selasa (12/9/2023).
Kepala Desa Yehembang Kauh I Komang Darmawan mengatakan jalan rusak serta longsor di wilayahnya sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Ia mengaku sudah beberapa kali menyampaikan keluhan tersebut kepada dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
"Ini kewenangan kabupaten, jadi kami sudah beberapa kali sampaikan, bahkan sudah secara lisan untuk memperbaiki jalan yang longsor ini," ungkap Darmawan.
Ia menjelaskan untuk jalan yang longsor di wilayahnya ada dua lokasi longsor dengan jalan rusak parah berjarak sekitar 500 meter. Ia juga sudah berusaha memberikan tanda bahaya di sekitar longsor, namun selalu hilang. Warga juga sudah terbiasa untuk melewati jalan tersebut.
"Kalau malam memang sangat berbahaya melintas di jalan yang longsor ini. Apalagi jalan yang longsor bersebelahan dengan jurang sedalam kurang lebih 30 meter," ujar Darmawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan perbaikan jalan di Jembrana sudah diusulkan bantuan keuangan khusus (BKK) di perubahan.
"Masih belum ada keputusan. Jadi tetap kami akan pasang di anggaran induk tahun 2024," kata Sudiarta.
(nor/gsp)