LPJU di Tabanan Mati, Lapor Online Saja

LPJU di Tabanan Mati, Lapor Online Saja

Chairul Amri Simabur - detikBali
Kamis, 07 Sep 2023 22:30 WIB
Kode batang pengaduan LPJU yang disediakan Dishub Tabanan. (chairul amri simabur/detikBali)
Foto: Kode batang pengaduan LPJU yang disediakan Dishub Tabanan. (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Pemanfaatan lampu penerang jalan umum (LPJU) di Kabupaten Tabanan rupanya cukup tinggi. Untuk mewadahi pengaduannya, Dinas Perhubungan (Dishub) setempat membuat layanan pengaduan secara daring (dalam jaringan).

"Pemanfaatan LPJU di Tabanan relatif tinggi. Saat ini total ada 18.137 titik (LPJU) di seluruh Tabanan," jelas Kepala Bidang Prasarana Dishub Tabanan I Gusti Agung Alit Sedana, Kamis (7/9/2023).

Menurutnya, pemanfaatan LPJU yang cukup tinggi di Tabanan di sisi lain dibarengi dengan pengaduan yang relatif tinggi. Saat ini dalam sehari, setidaknya ada sepuluh pengaduan yang masuk ke Dishub Tabanan. "Bahkan bisa lebih. Rata-rata karena lampunya mati," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu, Dishub Tabanan mulai tahun ini membuka layanan pengaduan secara daring yang diklaim lebih praktis dibandingkan bersurat atau mengontak nomor telepon.

Layanan pengaduan secara daring ini tersedia dalam bentuk barcode atau kode batang yang bisa di-scan atau dipindai melalui Google Map. Setelah melakukan pemindaian, masyarakat akan terhubung pada tautan Google Form untuk mengisi data-data pengaduan dan lokasi titik LPJU yang rusak.

ADVERTISEMENT

"Layanan daring ini mulai diterapkan sejak tahun ini. Kalau tahun lalu masih pakai surat atau telepon yang prosesnya lebih panjang. Sekarang sudah lebih efektif dan efisien," ujar Alit Sedana.

Ia mengungkapkan rata-rata pengaduan yang masuk mengeluhkan soal LPJU yang mati atau komponennya yang rusak. Paling sering bola lampu yang pecah akibat faktor cuaca seperti di musim hujan.

"Biasanya di musim hujan banyak bola lampu yang pecah. Itu kan panas terus kena air. Itu yang bikin pecah," bebernya.

Tingginya pemanfaatan LPJU ini juga ditandai dengan nilai anggaran pemeliharaan yang mencapai Rp 1 miliar lebih di 2023. Kegiatan pemeliharaan ini lebih banyak pada penggantian komponen LPJU yang rusak.

Alit Sedana menambahkan saat ini Dishub Tabanan sedang memacu program pemasangan alat ukur untuk memantau kapasitas pemakaian listrik. Dari 18.137 titik (LPJU), sebanyak 10.720 titik telah dilengkapi alat ukur. Sedangkan sisanya sebanyak 7.417 titik masih nonalat ukur.

"Meteran (alat ukur) ini untuk mengetahui jumlah (kapasitas) pemakaian. Sehingga penggunaan LPJU lebih efektif, efisien, dan terukur," imbuhnya.

Ini berbeda dengan LPJU yang tidak dilengkapi alat ukur. Pemakaiannya disesuaikan dengan perjanjian kerja sama Pemkab Tabanan dan PLN. Bahwa, dipakai atau tidak dipakai, LPJU tersebut tetap dihitung 12 jam pemakaian.

"Yang pakai meteran (alat ukur) kebanyakan di Kecamatan Kediri dan Tabanan. Sedangkan di daerah seperti Selemadeg dan Pupuan lebih banyak belum dilengkapi meteran," tukasnya.




(hsa/nor)

Hide Ads