Inovasi Makanan Pasien Kanker, Mahasiswi Unpad Dapat Golden Tiket ke AS

Kabar Kampus

Inovasi Makanan Pasien Kanker, Mahasiswi Unpad Dapat Golden Tiket ke AS

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Minggu, 27 Agu 2023 19:30 WIB
Penyerahan golden ticket ke Boston kepada 2 peserta kompetisi Bio Farma x Massachusetts Institute of Technology (MIT) Haking Madicine di Badung, Minggu (27/8/2023). (Rizki Setyo Samudero)
Foto: Penyerahan golden ticket ke Boston kepada 2 peserta kompetisi Bio Farma x Massachusetts Institute of Technology (MIT) Haking Madicine di Badung, Minggu (27/8/2023). (Rizki Setyo Samudero)
Badung -

Anis Rohmasari (22) mahasiswi Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) mendapatkan golden ticket ke Boston, Amerika Serikat. Ia merupakan salah satu pemenang dalam ajang kompetisi inovasi Internasional yang diselenggarakan oleh Bio Farma dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Haking Medicine di Badung, Bali, Minggu (27/8/2023).

Ajang tersebut mempertemukan talenta unggulan nasional dan internasional di bidang bisnis, healthcare, dan teknologi untuk mengembangkan inovasi dalam rangka meningkatkan produktivitas di industri kesehatan secara keseluruhan.

Anis menceritakan bagaimana ia dan timnya mendapatkan ide inovasi terbaru untuk makanan pasien kanker setelah kemoterapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan mama aku sempat kena kanker dan kemo juga, jadi suka bingung. Apalagi kita orang Indonesia suka mengonsumsi herbal medicine, terus bingung boleh nggak sih dikonsumsi, jadi berangkat dari situ (idenya)," ungkap Anis.

Namun, Anis tidak sendiri, ia bersama timnya yang bernama Serva mengumpulkan beberapa riset-riset nutrisi dan draft cancer cell interaction untuk membuat formulasi pada penderita kanker. Sehingga, bisa mengetahui kira-kira makanan apa yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi efek samping.

ADVERTISEMENT

"Salah satunya contohnya obat kemo kan Hepatotoksik jadi seperti merusak hati. Kami bisa menambahkan zat seperti kurkumin biasanya itu juga diberikan oleh dokter bentuknya suplemen," sambung perempuan asal Yogyakarta itu.

Ia mengungkapkan rasa senangnya mendapatkan golden tiket ke Boston, Amerika Serikat. Namun, ia sedih lantaran timnya tidak memenangkan kompetisi tersebut.

"Sebenarnya aku sangat berharap tim aku bisa menang karena kami bekerja sama, ternyata kebetulan kami tidak memang tapi dapat ini (golden tiket) malah nggak nyangka jadi rasanya setengah komplit," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan jika selama tiga hari para 200 peserta telah diberikan kesempatan untuk berdiskusi menghadirkan inovasi terbaru di bidang kesehatan.

Ia berharap para peserta yang diikuti oleh beberapa negara itu, dapat memberikan alternatif solusi dari hal-hal teknis dan dapat membuat beberapa referensi dalam bidang kesehatan.

"Semoga tidak berhenti di sini dan bisa men-create kerja sama dengan lembaga pendidikan secara global dan membuat lembaga pendidikan dalam negeri yang bisa dioptimalkan," jelas Shadiq.

Sedangkan, Deputi Bidang Managemen Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata menyampaikan pesan kepada dua peserta yang mendapatkan kesempatan berkompetisi ke Amerika Serikat.

"Ini dua orang terpilih dari seribu orang (mengerucut) 200 peserta. Nggak main-main kami ingin lihat seperti apa dua orang itu berkompetisi di sana. Ini jadi salah satu yang kami lihat potensi talentanya, kami lihat aspek intelegensi karakter," tutur Tedi.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads