Kurangi Polusi Udara Bali, Kadishub Imbau Masyarakat Pakai Kendaraan Listrik

Denpasar

Kurangi Polusi Udara Bali, Kadishub Imbau Masyarakat Pakai Kendaraan Listrik

Aryo Mahendro - detikBali
Rabu, 23 Agu 2023 23:00 WIB
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta ketika ditemui detikBali pada Senin (5/9/2022) di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Bali
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar - Dinas Perhubungan (Dishub) Bali mengimbau masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik. Peralihan dari kendaraan konvensional ke listrik sangat diperlukan untuk mengurangi polusi udara di Bali.

"Kami berharap dapat segera menerapkan praktek sustainable transportasi. Setelah itu, kalau bisa sih, segera migrasi ke kendaraan listrik," kata Kadishub Bali IGW Samsi Gunarta di Denpasar, Rabu (23/8/2023).

Samsi mengatakan emisi dan penggunaan kendaraan bermotor menyumbang polusi udara di Bali. Saat ini, setidaknya tercatat sebanyak 4,7 juta unit kepemilikan sepeda motor dan mobil.

Dari 4,7 juta jumlah kendaraan bermotor tersebut, 3,8 juta di antara adalah sepeda motor. Sedangkan sekitar 3.000 sampai 4.000 lainnya adalah mobil dan sepeda motor listrik.

"(Progres migrasi dari kendaraan konvensional ke listrik) belum banyak ya. Masih di angka 3.000 sampai 4.000 unit. Sepeda motor saja (jumlahnya di Bali) 3,8 juta unit. Tapi yang paling gampang (untuk kurangi polusi udara) ya beralih ke kendaraan listrik," kata Samsi.

Tidak hanya bermigrasi ke kendaraan listrik, Samsi juga mengimbau masyarakat agar menggunakan transportasi umum untuk memfasilitasi mobilitas sehari-hari. Tujuannya sama, untuk mengurangi polusi udara.

Sebab, ketimpangan jumlah kendaraan bermotor dan listrik itu tentu akan berkontribusi pada tingkat polusi udara di beberapa wilayah di Bali berada pada tingkat yang tinggi. Samsi menyebut bahwa kondisi udara di Bali itu sejatinya sudah tergolong mengkhawatirkan.

"Kalau dari air pollution index, lumayan terancam kita itu sebenarnya. Apalagi kalau angin sudah nggak bergerak. Jadi, satu-satunya jalan ya mengurangi aktivitas yang menimbulkan polusi udara itu," ujarnya.

Berbeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bali I Made Teja menganggap kualitas udara di Bali secara umum masih tergolong aman. Teja menyebutkan kualitas udara di Bali masih di angka 89 persen.

Persentase indeks kualitas udara itu didapat dari alat ukur yang sudah terpasang di beberapa tempat di seluruh Bali. Misalnya, alat pengukur indeks kualitas udara yang terpasang di beberapa lokasi strategis seperti pemukiman, kantor, dan terminal bus.

"Indeksnya 89 persen di 2023 ini. Masih bagus (kualitas udara di Bali). Kami sudah pasang alatnya (alat pengukur indeks kualitas udara) di beberapa titik. Di pemukiman, kantor, dan terminal. Itu alat dari kementerian kami," kata Teja.

Teja melanjutkan alat tersebut terpasang di lokasi strategis selama satu bulan. Setelah sebulan, alat-alatnya akan dikirim ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengukur kualitas udara di Bali.

Hasilnya tidak terlalu mengkhawatirkan. Teja menegaskan bahwa tingkat polusi udara di Bali masih tergolong rendah. Dia menduga isu rendahnya kualitas udara di salah satu wilayah di Bali seperti di Ubud, hanya karena polusi kendaraan saat jam sibuk saja.

Sebelumnya, situs IQAir.com mencatat kualitas udara di Ubud, Gianyar dan Denpasar. Situs itu menyebut bahwa kualitas udara di Ubud rendah pada angka 155 air quality index (AQI) US.

Indeksnya hampir setara DKI Jakarta pada 158 AQI US. Sedangkan kualitas udara di Denpasar disebut masih aman.




(dpw/nor)

Hide Ads