Tragis Turis Jepang Tewas Main Flying Fish di Depan Istri-3 Anak

Tragis Turis Jepang Tewas Main Flying Fish di Depan Istri-3 Anak

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 20 Agu 2023 09:17 WIB
Flying Fish Tanjung Benoa
Foto: Ilustrasi flying fish di Tanjung Benoa, Bali. (Alfonso giostanov/d'Traveler)
Denpasar -

Insiden maut dialami seorang turis Jepang, Kikuchi Satoshi (60) saat bermain wahana flying fish di Pantai Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dia tewas setelah jatuh tengkurap ke atas air dari ketinggian sekitar tiga meter.

Tak ayal, liburan itu menjadi duka bagi keluarga Kikuchi. Satoshi meninggal di tengah liburan di Bali bersama istri dan ketiga anaknya.

Wayan Simpen, salah satu pemandu PT Bali Coral Dive and Marine Sport di Pantai Tanjung Benoa, menduga peristiwa mengenaskan itu akibat cuaca buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angin Mendadak Kencang

Simpen menyebut angin tiba-tiba kencang saat Satoshi bermain flying fish pada Jumat (18/8/2023).

"Kemarin itu mendung. Anginnya (mendadak) kencang," kata Simpen saat ditemui detikBali di Pantai Tanjung Benoa, Sabtu (19/8/2023).

ADVERTISEMENT

Bermain flying fish cukup menantang adrenalin karena wisatawan bisa merasakan sensasi perahu terbang di udara. Awalnya, wisatawan dipersilakan duduk terlentang di atas perahu karet berbentuk seperti kasur sembari memegang tali.

Perahu karet itu mula-mula ditarik ke tengah laut menggunakan perahu motor. Perlahan, perahu karet yang mampu menampung dua orang itu akan terangkat ke udara. Wisatawan pun akan menikmati sensasi melaju dengan kecepatan tinggi hingga terangkat beberapa meter ke udara.

Simpen mengatakan bermain flying fish perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain cuaca cerah, embusan angin pas, dan ombak di laut tidak terlalu tinggi. Hal itu untuk memastikan keseimbangan perahu karet berbentuk persegi yang ditarik oleh perahu motor berkecepatan tinggi.

2 Anak Satoshi Mendarat dengan Selamat

Menurut Simpen, perahu karet flying fish dapat dinaiki oleh dua orang, termasuk seorang instruktur terlatih dan berpengalaman.

"Jadi kalau memang anginnya kencang, kami nggak naikin (menemani turis bermain flying fish)," kata Simpen.

Adapun, Satoshi datang ke Pantai Tanjung Benoa bersama keluarganya sekitar pukul 10.00 Wita. Pada sesi pertama, dua anak Satoshi bermain flying fish yang dikelola PT Bali Coral Dive sekitar dua putaran dan mereka landing dengan selamat.

Bantah Pemandu Amatiran

Simpen menampik Satoshi dan anaknya terjatuh saat bermain flying fish lantaran ditemani pemandu amatiran.

Menurutnya, insiden tersebut lantaran faktor angin kencang yang datang tiba-tiba.

"Nah, pas kami melakukan take off (perahu flying fish terbang), kami lepas (jatuh). Walaupun ada pemandu, kami kendalikannya susah. Kami nggak tahu (angin mendadak berembus terlalu kencang). Kami nggak berharap (kecelakaan yang menewaskan Satoshi) itu," tutur Simpen.

Keterangan Polresta Denpasar

Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan mengatakan insiden tersebut terjadi pada Jumat sekitar pukul 10.00 Wita tepat di depan pantai Hotel Grand Mirrage, Tanjung Benoa. Saat kejadian, Satoshi bermain wahana bersama putranya, Kikuchi Haruki (15).

"Saat itu kedua korban sedang bermain flying fish tiba-tiba terlepas dan jatuh ke laut dalam posisi tengkurap dan tidak sadarkan diri," ungkap Jansen dalam siaran pers, Sabtu.

Jansen menjelaskan pada Jumat sekitar pukul 10.00 Wita, satu keluarga warga negara Jepang (ayah, ibu, dan tiga orang anak) bermain flying fish di watersport Bali Coral Tanjung Benoa.

Pada sesi pertama, driver boat bernama Zaini bersama instruktur bernama Wahyu mengemudikan boat menarik flying fish dengan membawa dua anak Satoshi sekitar dua putaran dan landing dengan selamat.

Wahyu Terjatuh Disusul Satoshi dan Haruki

Kemudian, pada sesi kedua giliran Satoshi dan Haruki yang bermain flying fish. Setelah sekitar 40 meter dari pantai, tiba-tiba flying fish oleng dan miring ke kanan.

Wahyu terjatuh dan disusul Satoshi dan Haruki terlepas dari pegangan. Mereka terjatuh sekitar tiga meter dari atas air.

"Kedua korban dibawa ke darat dan staf memberi pertolongan awal dengan memompa dada, namun tetap tidak sadarkan diri," jelas Jensen.

Satoshi kemudian dibawa ke RS Surya Husada Nusa Dua. Namun, Satoshi dinyatakan meninggal dunia.

"Jenazah dibawa dan dititipkan ke RS Sanglah Denpasar (RSUP Prof Ngoerah)," tutup Jansen.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads