Musim kemarau dua minggu terakhir menyebabkan krisis air bersih di wilayah ketinggian Kabupaten Jembrana, Bali. Seperti yang dialami 100 Kepala Keluarga (KK) di Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.
Lingkungan Pancardawa memang menjadi langganan kekeringan bersama dua wilayah lain di kelurahan tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana dan kepolisian pun melakukan distribusi air bersih.
"Ada tiga titik yang menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau. Penyebabnya karena pasokan air dari gunung terhambat akibat musim kemarau. Warga kami memang memasok air dari pegunungan dengan membuat kelompok," ungkap Lurah Pendem Putu Eko Darmawirawan, Senin (14/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 1.200 Keluarga di Mendoyo Krisis Air Bersih |
Selain Kelurahan Pendem, BPBD Jembrana beberapa hari terakhir sudah mengirim air bersih kepada warga. Khususnya di wilayah perbukitan yang memang kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sejumlah titik sudah diatensi dengan memasok kebutuhan air warga, seperti wilayah Desa Manistutu, Desa Tegalcangkring, dan Desa Yehembang. Selain permintaan warga, fasilitas umum seperti sekolah juga kami fasilitasi, seperti kemarin permintaan datang dari SD 1 Berangbang," jelas Artana.
Ia berharap kepala desa dapat lebih aktif memberikan informasi mengenai kebutuhan air bersih untuk warganya. Sehingga BPBD dapat segera menyediakan tempat penampungan air seperti tandon atau kolam terpal.
"Meskipun efek kemarau El Nino belum sepenuhnya dirasakan, kami telah memetakan kemungkinan dampaknya, termasuk krisis air bersih di beberapa titik," tambah Artana.
Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana akan mengantisipasi dampak kemarau El Nino dengan menyuplai kebutuhan air bersih di Jembrana. Salah satunya, melakukan penyaluran air bersih di Kelurahan Pendem sebanyak 4.000 liter.
"Kami akan tetap memberikan yang terbaik untuk masyarakat, terlebih nanti dalam menghadapi kekeringan dampak kemarau El Nino," ujar Dewa Juliana.
(irb/iws)