Jelang hari raya Galungan, penjual hiasan penjor di Kabupaten Karangasem, Bali, mulai diserbu pembeli. Saking ramainya, penjualan hiasan penjor bisa tembus Rp 50 juta dalam kurun waktu enam hari.
Salah satu penjual hiasan penjor, I Made Sarastama Winata (40) atau biasa dipanggil Dek Wiwit mengatakan sejak H-6 Galungan, masyarakat sudah mulai membeli hiasan penjor. Ia biasa berjualan di Jalan Raya Teuku Umar, Lingkungan Tampuagan, Kelurahan/Kecamatan Karangasem.
"Untuk satu set hiasan penjor lengkap harganya Rp 150 ribu. Namun, kebanyakan masyarakat beli secara terpisah, ada yang beli gelungan saja, padi-padian saja, dan yang lainnya," kata Dek Wiwit, Minggu (30/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menjual hiasan penjor secara terpisah, ia juga menjual penjor yang sudah jadi dengan harga Rp 300 ribu-Rp 400 ribu tergantung bentuk hiasannya. Menurut Dek Wiwit, biasanya penjualan mulai membeludak pada H-2 Galungan.
Ia menjual hiasan penjor setiap hari, namun sepi pembeli dan baru ramai saat odalan atau ada acara-acara seperti HUT kota dan lainnya. "Kalau bicara omzet setiap harinya relatif kadang Rp 4-8 juta. Namun, sampai hari raya Galungan bisa mencapai Rp 50 juta, bahkan kadang lebih," kata Dek Wiwit.
Baca juga: Laris Manis Jual Pernak-pernik Galungan |
Untuk menarik para pelanggan, ia memberikan doorprize bagi masyarakat yang beli hiasan penjor di atas Rp 20 ribu. Jadi, masyarakat yang beli langsung bisa memilih satu kupon yang di dalamnya sudah ada nomor hadiah, seperti kopi, minyak, mi instan, dan lainnya.
Doorprize tersebut, ungkap Dek Wiwit, cukup menarik minat pembeli. Sehingga banyak masyarakat yang dari jauh pun kadang membeli hiasan penjor di toko miliknya. "Dulu pernah saya kasih doorprize utamanya itu kipas angin, sepeda, dan lainnya. Namun, tahun ini cukup dengan hadiah kecil-kecilan saja," pungkasnya.
(irb/nor)