Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno turut menyoroti banyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang memilih pindah menjadi warga negara Singapura. Ia menekankan fenomena itu perlu disikapi dengan penuh kehati-hatian.
Menurut Sandiaga, para WNI yang memilih pindah kewarganegaraan itu memiliki beragam alasan. Salah satunya karena faktor pekerjaan dan potensi mendapatkan harapan hidup yang lebih baik di negara tersebut.
"Negara-negara yang dituju ini tersedia lapangan kerja," kata Sandiaga di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus PPP itu mengungkapkan fenomena tersebut juga perlu disikapi dengan meningkatkan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia. Dengan begitu, Sandiaga melanjutkan, talenta-talenta terbaik di Tanah Air tidak perlu lagi ke luar negeri untuk mencari kerja.
Sandiaga mengingatkan masyarakat agar jangan sampai memusuhi diaspora yang ada di luar negeri tersebut. "Mereka kan juga bisa membangun Indonesia walaupun lokasi fisiknya di luar negeri," sebutnya.
Sandiaga menilai diaspora juga dapat berkontribusi mendukung perekonomian Indonesia. Misalnya, jika para diaspora itu membuka restoran Indonesia hingga mendirikan usaha di negara tersebut. "Jadi, menurut saya ini tetap menjadi kekuatan diaspora Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham Silmy Karim menjabarkan data WNI yang pindah menjadi warga negara Singapura mencapai 1.000 orang per tahun. Data tersebut menunjukkan rata-rata WNI yang pindah merupakan mahasiswa yang berusia produktif, yakni 25-35 tahun.
"Saya lupa kalau nggak 100, 1.000 orang mahasiswa Indonesia di Singapura menjadi warga negara Singapura setiap tahun," kata Karim dalam Festival Gen Z 2023 by CentennialZ, Sabtu (8/7/2023) seperti dikutip dari detikFinance.
Akibatnya, Karim melanjutkan, Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk merebut orang-orang pintar. Ia pun mendorong gen Z agar tidak hanya menjadi penonton dan berani bersaing.
Selain itu, ia menyebut Indonesia tidak bisa jika hanya mengandalkan sumber daya alam karena lambat laun akan habis. Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya peningkatan sumber daya manusia.
(iws/gsp)