BPBD Bali Catat 77 Titik Bencana Akibat Cuaca Buruk, 3 Meninggal

BPBD Bali Catat 77 Titik Bencana Akibat Cuaca Buruk, 3 Meninggal

Rizki Setyo Samudero, Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 08 Jul 2023 20:11 WIB
Warga dan tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah I Ketut Tunas, korban yang tertimbun longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (7/7/2023). (Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali)
Warga dan tim SAR gabungan mengevakuasi korban yang tertimbun longsor di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (7/7/2023). Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali
Denpasar -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat sebanyak 77 kejadian bencana di kabupaten/kota se-Bali akibat hujan deras sejak Jumat (7/7/2023). Berbagai bencana alam itu didominasi tanah longsor dan pohon tumbang.

"Korban meninggal tiga orang, luka satu," kata Kepala BPBD Bali I Made Rentin, Sabtu malam (8/7/2023).

Berdasarkan data yang diterima detikBali, Kabupaten Karangasem menjadi daerah dengan jumlah bencana alam terbanyak. Tercatat 20 kejadian tanah longsor, 21 pohon tumbang, tiga jalan jebol, dan 10 senderan atau tembok penyengker jebol. Kejadian tersebut memakan satu korban jiwa dengan kerugian mencapai Rp 400 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada pula empat titik longsor yang mengakibatkan dua korban meninggal di Kabupaten Bangli. Keduanya merupakan korban longsor di kaki Bukit Bangli.

Beranjak ke Kabupaten Badung, terjadi empat titik tanah longsor, dua titik pohon tumbang, dua titik banjir, tiga bangunan roboh, dan dua jalan jebol. Hanya saja, BPBD Bali belum bisa menghitung estimasi kerugian atas kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, terdapat enam titik bencana di Kabupaten Gianyar. Antara lain, 16 titik pohon tumbang, 16 tanah longsor, satu orang hanyut selamat, dan satu titik gorong-gorong tersumbat.

Berikutnya, Kabupaten Buleleng mencatat satu titik jalan jebol, yakni di Jalan Usaha Tani Sepang-Agas, Busungbiu. Sedangkan, di Kabupaten Klungkung ada satu titik pohon tumbang dan satu titik banjir di Banjar Sengguan, Kelurahan Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung. Akibat banjir tersebut, ada 36 orang dari enam kepala keluarga (KK) mengungsi ke Balai Budaya Ida Dewa Agung Jambe.

45 Titik Bencana di Tabanan

Sementara itu, hujan dengan intensitas tinggi sepanjang Jumat (7/7/2023) juga mengakibatkan bencana pada puluhan titik di Kabupaten Tabanan. Sebaran bencana hampir merata di sepuluh kecamatan di Tabanan.

Berdasarkan data sementara BPBD Tabanan, dampak hujan deras disertai angin kencang tersebut tersebar di 45 titik. "Di hari pertama atau saat kejadian tercatat 31 titik. Hari ini ada penambahan 14 titik. Jadi untuk sementara ada 45 titik," jelas Pelaksana Tugas Kepala BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri, Sabtu (8/7/2023).

Ia menyebutkan data sebaran bencana ini diprediksi masih akan terus bertambah. "Karena ada masing-masing kecamatan melaporkan data belum valid," sebutnya.

Sebagian besar bencana yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi pada Jumat (7/7/2023) lalu yakni longsor, banjir, dan pohon tumbang. Khusus untuk banjir hingga mengakibatkan pengungsian tersebar di empat titik yakni di Perumahan Panorama Sanggulan, Perumahan Lembah Sanggulan, Perumahan Manik Asri, dan Perumahan BCA Land IX. Empat perumahan ini berlokasi di Kecamatan Kediri.

"Yang (korban) banjir diungsikan sementara. Kami sudah serahkan bantuan logistik di antaranya tikar karet, selimut, sarung, kasur lipat, dan paket sembako," imbuh Srinadha Giri.

Sejauh ini, BPBD Tabanan memprioritaskan penanganan bencana pada longsor yang menutup akses lalu lintas. Hal itu untuk memudahkan pergerakan masyarakat.

Adapun sebaran longsor yang menjadi prioritas penanganan tersebut terdiri dari dua titik di Desa Perean, Kecamatan Baturiti; tiga titik di Desa Mengesta, satu titik di Desa Tegal Linggah dan satu titik di Desa Biaung, Kecamatan Penebel. Berikutnya tiga titik di Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat.

Selain menutup akses lalu lintas, bencana yang sebagian besar berupa longsor beberapa di antaranya merusak bangunan rumah warga atau fasilitas ibadah. "Penanganan material longsor ini menggunakan alat berat. Satu unit dari Dinas PU untuk di Desa Biaung, dua alat berat disewa dengan dana desa untuk di Desa Perean, Baturiti, selebihnya disewa ke pihak ketiga," tandas Srinadha Giri.




(iws/iws)

Hide Ads