Seorang pengamen dengan modus pura-pura buta kembali diamankan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpolpp) Kabupaten Jembrana. Setelah diperiksa oleh dokter, pengamen tersebut akhirnya mengaku tidak buta sungguhan.
Kasatpol PP Kabupaten Jembrana I Made Leo Agus Jaya menyebut petugas telah mengamankan seorang pengamen di traffic light Ijo Gading. Pengamen tersebut bernama Yuda Alfiad (46). Dia lantas dibawa ke Kantor Satpol PP setelah ditemukan mengamen dengan alat musik kecrekan di jalanan.
"Saat diinterogasi, yang bersangkutan awalnya mengaku bahwa dirinya tidak bisa melihat atau buta. Namun, karena tidak dapat membuktikannya, kami bawa ke kantor dan meminta bantuan dokter untuk memeriksanya lebih lanjut," ungkap Leo ditemui detikBali, Rabu (5/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilakukan pengecekan oleh dokter, lanjut Leo, terungkap bahwa Yuda sebenarnya tidak buta dan hanya berpura-pura demi mendapatkan belas kasihan masyarakat. Ia menggunakan kacamata hitam sebagai dalih karena merasa silau, dan juga mengaku memiliki kaki yang gemetar dengan alasan menggunakan tongkat. Namun, saat diamankan, ternyata dia menggunakan sepeda gayung.
Konyolnya lagi, Yuda kedapatan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Dia pun mengaku bisa menyetir mobil.
"Modus yang digunakan Yuda ini cukup rapi, dengan berpura-pura buta dan mengamen di traffic light sebagai sarana mengumpulkan uang dari belas kasihan masyarakat," papar Leo.
Leo menyatakan bahwa ini bukan kali pertama Yuda terlibat dalam aksi serupa. Sebelumnya, Yuda juga pernah diamankan oleh Satpol PP Jembrana dengan modus yang sama pada 25 Mei 2023. Atas kasus tersebut, Dinas Sosial Jembrana berencana untuk mengembalikan Yuda ke daerah asalnya di Sragen, Jawa Tengah.
"Sudah dua kali kami amankan, dan memang mengaku buta. Besok 6 Juli 2023 pagi akan dikembalikan ke daerah asal, di Jawa Tengah dan difasilitasi oleh Dinas Sosial," kata Leo.
Sementara itu, Yuda Alfiad mengaku datang ke Bali untuk mencari pekerjaan. Ia juga mengaku sering dimarahi anak-anaknya jika terlihat mengamen di daerah asalnya, sehingga Yuda memilih untuk mengamen di Jembrana yang jauh dari rumah.
"Dulu saya pergi mencari kerja di Bali karena anak-anak marah kalau melihat saya ngamen. Saya ingin mencari pekerjaan, tapi kesulitan. Jadi, sementara ini saya tetap mengamen," kata Yuda.
Yuda mengaku setiap hari mendapat penghasilan Rp 50 ribu dari mengameen. Modal yang digunakan berupa alat musik kecrekan, kacamata hitam, dan tongkat pramuka yang ia bawa dari Jawa.
"Cukup untuk saya kirim ke rumah, untuk bekal anak-anak. Saya juga mengirim uang hasil mengamen pulang," tandas Yuda.
(hsa/nor)