Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, lebih padat kendaraan menjelang Hari Raya Idul Adha. Koordinator Satuan Pelaksana Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Agus Sugiarta menyampaikan kepadatan kendaraan yang hendak menyeberang ke Jawa terjadi sejak Senin (26/6/2023) malam.
"Hingga siang tadi antrean masih sampai di Pasar Gilimanuk. Bahkan dini bari tadi antrean itu sampai di Hutan Cekik yang didominasi kendaraan besar truk," ungkap Agus dikonfirmasi detikBali, Selasa (27/6/2023).
Meskipun aktivitas penyeberangan meningkat, belum ada penambahan kapal. Agus menegaskan upaya mengurangi anteran saat ini adalah mempercepat proses bongkar muat. Semula butuh waktu 35-45 menit, kini menjadi hanya 25 menit atau menggunakan pola penuh berangkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, jumlah kapal yang beroperasi masih sebanyak 27 kapal. Namun, kami sudah tidak menggunakan port time normal, artinya dengan pola penuh berangkat," ujarnya.
Agus memperkirakan peningkatan arus kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk ini diperkirakan terjadi H-1 dul Adha atau pada Rabu (28/6/2023). Untuk penambahan kapal, Pelabuhan Gilimanuk masih menunggu informasi dari Pelabuhan Ketapang.
"Kemungkinan H-1 Hari Raya Idul Adha atau nanti malam jadi puncaknya dan akan meningkat lagi," jelasnya.
Sementara itu, Manajer Usaha PT ASDP Pelabuhan Gilimanuk Djumadi menjelaskan peningkatan aktivitas penyeberangan di Selat Bali disebabkan dua faktor. Pertama, liburan sekolah yang menyebabkan peningkatan arus kendaraan baik dari Jawa maupun dari Bali. Kedua, persiapan menyambut Idul Adha.
"Warga sudah mulai pulang kampung ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk, apalagi saat ini juga masih dalam situasi libur sekolah. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume kendaraan, terutama armada bis reguler yang bertambah menjadi 49 armada setiap malam," kata Djumadi.
Selain itu, pada malam hari terjadi kepadatan lalu lintas karena karakteristik kendaraan logistik dan barang yang padat pada jam-jam tersebut, mulai pukul 19.00 hingga 03.00 Wita. Situasi ini juga diperparah dengan cuaca yang tidak mendukung di Selat Bali, sehingga terjadi keterlambatan pelayaran.
Kendala alam seperti arus bawah yang kuat di Selat Bali serta surutnya air laut juga memengaruhi situasi di Pelabuhan Gilimanuk. Terutama di dermaga LCM (Landing Craft Mechanized) yang tidak berfungsi karena kondisi alam tersebut.
"Selain itu, salah satu dermaga yaitu dermaga ponton masih dalam tahap perbaikan atau peningkatan status menjadi Movable Bridge (MB) masih dilakukan, jadi pengguna jasa harus lebih bersabar," ujar Djumadi.
Djumadi juga menjelaskan peningkatan orang keluar Pulau Bali sudah terjadi mulai 25 Juni 2023 dengan total sebanyak 517 orang dan meningkat signifikan pada 26 Juni 2023 sebanyak 864 orang.
"Kendaraan masih rata-rata di 5.000 kendaraan per harinya," tandas Djumadi.
(hsa/hsa)