Pandemi COVID-19 Dicabut, Dinkes Bali Minta Vaksin Booster Berlanjut

Pandemi COVID-19 Dicabut, Dinkes Bali Minta Vaksin Booster Berlanjut

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 22 Jun 2023 20:09 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom ketika ditemui di Kamis (22/6/2023) .
Foto: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom ketika ditemui di kantornya di Denpasar, Kamis (22/6/2023). (Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar - Status pandemi COVID-19 di Indonesia telah dicabut. Namun begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mendorong masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi booster

"Jangan jadikan momen endemi ini untuk tidak usah vaksin booster. Booster bertujuan untuk menjaga imun supaya stabil dan mencegah kalau-kalau ada lagi (virus lainnya)," terang Kepala Dinkes Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom, Kamis (22/6/2023) di kantornya.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Bali, capaian vaksinasi di Bali untuk periode 29 Mei-4 Juni 2023 di antaranya, vaksin I ada 105,19 persen, vaksin II 97,73 persen, vaksin III 75,71 persen, dan vaksin IV sebanyak 6,28 persen.

"Vaksinasi booster 1 sudah cukup tetapi, vaksinasi booster 2 harus lagi dilakukan untuk meningkatkan imunitas," imbau Gede Anom.

Dia menjelaskan stok vaksin booster 2 di Bali saat ini berjumlah 5.782 dosis.

"Kami banyak di-drop stok vaksin dan yang jelas cukup untuk masyarakat. Begitu stok berkurang 5 persen, kami minta lagi (ke Kemenkes)," terangnya.

Warga Bebas Beraktivitas, Faskes COVID-19 Dilebur

Gede Anom mempersilakan masyarakat di Bali beraktivitas seperti biasa seiring pencabutan status pandemi.

"Tidak ada larangan harus memakai masker tetapi, masyarakat harus tetap berprilaku hidup bersih dan sehat," ungkap Anom.

Dirinya juga mengingatkan masyarakat tetap menggunakan masker ketika mengalami flu berat, sebab ada banyak virus lainnya yang juga bisa disebarkan melalui udara dan media lainnya.

Menurutnya, pencabutan status pandemi COVID-19 tersebut bakal ditindaklanjuti dengan Perpres serta petunjuk teknis (juknis) selama endemi.

"Contohnya, demam berdarah itu endemi dan setiap tahun kasus DBD sudah biasa tapi tetap dijaga dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Jadi, penyakitnya (COVID-19) tidak hilang 100 persen tapickarena imunitas kita hampir 99 persen maka kita tidak merasa ada COVID-19," terangnya.

Berdasarkan data terakhir Dinkes, COVID-19 di Bali kini hanya ada lima sampai enam kasus.

Anom juga menjelaskan fasilitas kesehatan khusus COVID-19 seperti kasur dan lainnya telah dilebur dan diperuntukkan untuk segala jenis penyakit lainnya.

"Kalau ada gejala bisa cari obat flu karena gejalanya sama seperti batuk dan pilek. Sedangkan, kalau gejalanya berat bisa datang ke Faskes. Sekarang tidak perlu ada tes jadi, bisa diobati dengan obat biasa dan semua bisa dicegah dengan PHBS," imbuhnya.


(hsa/hsa)

Hide Ads