Sederet Kritik Megawati Saat Membuka Pesta Kesenian Bali 2023

Round Up

Sederet Kritik Megawati Saat Membuka Pesta Kesenian Bali 2023

Tim detikBali - detikBali
Senin, 19 Jun 2023 08:38 WIB
Megawati Soekarnoputri
Megawati menyoroti pariwisata dan kebudayaan Bali saat membuka Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023. (Foto: Dok. PDIP)
Denpasar -

Ada yang berbeda dari helatan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023. Agenda tahunan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Bali itu biasanya dibuka oleh presiden, menteri, atau pejabat aktif lainnya yang mewakili.

Tahun ini, PKB tidak dibuka oleh pejabat aktif meski sejumlah menteri kabinet Presiden Joko Widodo hadir saat acara pembukaan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar, Minggu (18/6/202). Ajang pelestarian kesenian Bali yang berlangsung sebulan penuh itu dibuka oleh mantan presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

"Dengan mengucapkan bismilahhirrohmanirrohim maka Pesta Kesenian Bali ke-45 ini dengan resmi saya buka," kata Megawati sembari memukul kempul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidatonya, Megawati menyoroti pariwisata dan kebudayaan Bali. Berikut sederet keluhan Megawati saat membuka PKB 2023 di Bali:

Sebut Bali Lebih Dikenal daripada Indonesia

Megawati mengaku sudah mengunjungi dua pertiga negara di dunia. Menurutnya, tidak ada negara yang menyamai Indonesia dalam hal kesenian dan kebudayaannya

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah saya seorang yang mungkin mendapat berkah, dua pertiga dunia ini sudah saya kunjungi, mungkin tinggal sepertiga yang belum. Tetapi apa yang saya ingin sampaikan, kebudayaan, seni tarinya di negara lain itu tidak banyak dan tidak sehebat kita," kata Megawati.

Megawati kemudian menceritakan orang luar negeri masih ada yang tidak tahu negara Indonesia. Megawati menyebut orang asing itu malah mengetahui Bali sebagai suatu negara.

"Sebagai sebuah contoh, kalau orang asing saya sering kali bertemu. Jadi kalau ditanya tentu Inggris, tapi saya Indonesia saja. 'Kamu datang dari mana', saya bilang 'oh saya datang dari Indonesia', itu diam. Jadi saya bilang, 'oh saya datang dari Bali', oh langsung mereka merasanya begini. Yang lucunya adalah, 'ah negara mu itu Bali ya, Indonesia itu kota mana ya'. Coba bayangkan, ada senangnya tapi juga ironis," kata Megawati.

Megawati mengatakan Bali sebagai anugerah meskipun pulaunya kecil dibandingkan pulau lain di Indonesia. Bahkan lanjut Megawati, saat menjabat Presiden RI, dia pernah bertemu ahli dari Prancis yang mengagumi Bali.

"Ada seorang ahli dari Prancis waktu saya Presiden ketemu dia itu ahli apa ya saya agak lupa, tetapi melihat atau mencari lalu tanya 'saya dengar di Indonesia ini, ada sebuah kekuatan yang begitu terus menerus, kekuatan itu memberikan bukan sinar, tapi seperti kekuatan itu terasakan sampai ke atas'. Langsung saya bilang, itu pasti Bali," kata dia.

"Terus prof ini bilangnya, 'saya tahu Bali, tapi mengapa Bali dengan kekuatan seperti itu'. Saya bilang di Bali itu begitu bangun tidur saja orang Bali itu sampai tidur lagi terus berdoa," ujarnya.

Minta Karya dalam Negeri Dipatenkan

Megawati mengatakan ada beberapa karya Indonesia yang sudah dijiplak negara lain. Namun, tak ada nilai seni di dalamnya.

"Makanya saya mengatakan pada semua pengrajin batik tenun, endek, lalu tenun di NTT semua, ayo, dipatenkan, dipatenkan. Karena itu genuine. Ada yang sudah di luar negeri, menjiplak tentu bisa, ini bisa dijiplak. Tinggal pakai, apa itu namanya seperti pabrikan. Tapi, tidak ada, tidak masuk rasa seninya," kata Megawati.

Megawati menambahkan dirinya juga sudah berkomunikasi dengan Kementerian Hukum dan HAM agar memberikan hak paten terhadap karya dan hasil kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, negara lain tidak bisa menjiplaknya.

"Padahal, kalau dipatenkan, dan ini supaya semua tahu, ini sudah saya gabungkan dengan Kementerian Hukum dan HAM. Jadi, silakan siapa yang ada hasil riset dan sebagainya, jangan lupa untuk dipatenkan," kata dia.

Minta Tarian Bali Tak Dipentaskan di Hotel

Megawati juga meminta Gubernur Bali Wayan Koster untuk tidak lagi menampilkan tarian Bali di hotel. Alasannya, tarian Bali akan terlihat secara fisik saja dan kehilangan jiwa seninya.

"Tadi di jalan saya bilang pada Pak Koster, tolonglah jangan tarian Bali dibawa-bawa ke hotel, saya tidak setuju," kata Megawati.

Menurut Megawati, hal itu akan membuat seni tari kehilangan rohnya. Ia melihat saat ini tarian Bali hanya terlihat fisiknya saja tidak dengan jiwanya.

"Padahal itu mesti jadi satu, fisik dan jiwa," ungkapnya.

Apalagi, saat melihat tarian Bali membuatnya secara tidak langsung ingin mengkritik. Karena, sudah tidak ada lagi istilah maestro di Bali.

Kemudian, saat Megawati melihat pemuda yang memainkan gamelan saat acara beberapa hari lalu. Ia merasa kesal karena memainkannya tidak dengan jiwa.

"Saya kemarin ada gamelan itu, saya lihat orangnya hanya begini-begini (memukul) padahal saya diajari supaya punya gaya, itu rancu kalau istilah saya seperti kerasukan, itu langsung ada kekuatan gitu, kalau dibawakannya sesuai dengan jiwa kita," ujarnya.

"Maestro guru yang mumpuni, saya sudah lupa ada Mario, Kebyar Terompong. Aduh kalau saya lihat luar biasa dia, kan bisa lompat melewati gamelan dengan berjongkok. Itu perlu disiplin, perlu diajarkan dan perlu dedikasi," imbuh Mega.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads