Puri Agung Kerambitan di Kabupaten Tabanan, Bali, memiliki sebuah kamar khusus dan bersejarah. Kamar tersebut pernah menjadi tempat menginap presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno. Ruangan khusus itu masih hingga kini masih ada dan menjadi bagian dari Gedong Baru di Puri Agung Kerambitan.
Anak Agung Ngurah Gede Puja Utama (63) menuturkan ruangan khusus itu erat kaitannya dengan persahabatan antara Bung Karno dengan Raja Kerambitan kala itu, Anak Agung Ngurah Anom Mayun. Mereka menjalin persahabatan melalui jalur kesenian antara akhir dekade 50-an atau awal 60-an.
"Ayah kami (mendiang Anak Agung Ngurah Anom Mayun) dekat dengan Bung Karno itu awalnya dari kesenian," tutur Puja Utama yang merupakan salah seorang anak dari mendiang Anak Agung Ngurah Anom Mayun saat dijumpai detikBali, Rabu (31/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puja kemudian menukil cerita dari para orang tua dan kakak-kakaknya karena saat itu usianya masih balita. Menurutnya, rasa kekeluargaan antara Raja Kerambitan dengan Putra Sang Fajar terbangun berkat aktivitas kesenian di Puri Agung Kerambitan.
Kebetulan ketika itu, Puri Agung Kerambitan semarak dengan berbagai seni tari dan tabuh. Semisal saja tari Leko, Andir, hingga kesenian Tektekan. Bahkan, ibu kelima dari Anak Agung Ngurah Gede Puja Utama yang bernama Sagung Rai Mas sempat menciptakan karya kreasi bertajuk Tari Tani.
"Karena mendengar cerita (aktivitas kesenian Puri Agung Kerambitan), Bung Karno mencari mendiang ayah saya untuk diminta ke Jakarta membawa penari dan penabuh," imbuh Puja.
Permintaan untuk pentas di Istana Negara itu akhirnya dipenuhi mendiang Anak Agung Ngurah Anom Mayun. Rombongan kesenian yang terdiri sekitar 50 orang baik penari dan penabuh itu berangkat ke Jakarta melalui jalur darat.
"Termasuk ibu kelima dan kakak perempuan saya, Anak Agung Sagung Ariyani (76) ikut. Kebetulan mereka penari juga," ungkapnya.
Seusai pentas di Istana Negara, hubungan persahabatan antara Bung Karno dan mendiang Anak Agung Ngurah Anom Mayun makin lekat. "Berlanjut sebagai sahabat. Bahkan saudara. Kalau Bung Karno ke Bali sesekali mampir ke sini," ungkap alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana ini.
Sejak itulah, keluarga Puri Agung Kerambitan menyiapkan ruang khusus bagi Bung Karno. Menurut Puja, Bung Karno sesekali singgah dan menginap di puri.
"Dulu bangunannya masih kuno. Tapi pada 80-an gedong ini direhab. Termasuk ruangannya begitu juga tempat tidurnya. Cuma meja kerja saja yang masih asli," kata Puja Utama.
Kain Hijau dan Lukisan Nyi Roro Kidul
Ruang khusus itu terbagi dua. Di depannya ruang kerja ukurannya sekitar 35 meter persegi. Sedangkan di belakangnya merupakan ruang istirahat atau tidur ukurannya sekitar 42 meter persegi.
detikBali sempat masuk ke dalam ruang itu. Sebuah meja kerja kayu berukuran besar akan menyambut di ruang pertama. Di sisi kiri ruang itu terdapat bufet kayu dengan foto repro Bung Karno dan Anak Agung Ngurah Mayun di atasnya. Ada pula tumpukan buku cetakan Jepang yang isinya kumpulan koleksi lukisan di Istana Negara.
Di pojok kanan belakang meja, terdapat pintu yang menghubungkan ruang kerja menuju kamar Bung Karno. Di tempat itulah Bung Karno beristirahat bila berkunjung ke Puri Agung Kerambitan.
Tempat tidurnya dari kayu dengan corak tempo dulu berkelambu. Berikutnya ada kasur kapuk yang permukaannya dilapisi kain berwarna hijau. Konon, warna hijau itu berkaitan dengan Nyi Roro Kidul. Itu sebabnya, di kamar tersebut juga terpajang lukisan Ratu Pantai Selatan tersebut.
Sementara itu, di sisi kanan tempat tidur menjadi pojok berdoa. Ada plangkiran dan sebuah meja dengan kain pelapis berwarna hijau pula.
"Kalau di kamar Bung Karno biasanya sembahyang atau baca Al Qur'an. Makanya di kamar tidurnya itu ada Al Qur'an. Aktivitas di luar kamar biasanya Bung Karno jalan-jalan sekitar areal puri," sambungnya.
Menurut Puja Utama, kehadiran Bung Karno di Puri Agung Kerambitan memang tidak terlalu sering. Sebab, Bung Karno lebih sering beristirahat di Istana Tampak Siring atau Hotel Grand Bali Beach jika sedang berkunjung ke Pulau Dewata.
![]() |
"Semisal ada waktu, sesekali bisa mampir ke sini dan menginap," ujar pensiunan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Denpasar ini.
Setelah Bung Karno berpulang pada 1971, pertalian antarkeluarga masih terjaga dan dilanjutkan oleh anak-anaknya. Anak-anak Bung Karno, baik Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rahmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, hingga Guruh Soekarnoputra juga berkunjung ke Puri Agung Kerambitan dalam beberapa kesempatan.
"Dengan anak-anak Bung Karno masih nyambung (hubungannya)," ungkapnya.
Bahkan, Megawati sewaktu menjadi presiden pada 2001 sempat minta restu ke mendiang Anak Agung Ngurah Anom Mayun. "Ayah saya masih ada saat itu dan baru meninggal pada 2009 lalu. Ayah saya sudah dianggap seperti ayah sendiri. Sungkem. Minta restu," bebernya.
Puri Agung Kerambitan tidak sembarang membuka ruang khusus itu meski berada di kawasan pariwisata. Perlakuannya juga bukan sebagai tempat untuk dikunjungi. Itulah sebabnya, Puri Agung Kerambitan tidak terlalu mempromosikan keberadaan ruang khusus bersejarah itu.
"Kami tutup juga. Sama seperti di (Hotel) Bali Beach. Pengunjung tidak kami perkenankan (masuk). Kecuali memang ada permintaan biasanya dari keraton atau pemerintahan," tandasnya.
(iws/hsa)