Sempat Makan Lawar Getih, 2 Orang Positif Meningitis

Buleleng

Sempat Makan Lawar Getih, 2 Orang Positif Meningitis

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Senin, 29 Mei 2023 20:22 WIB
Dokter Spesialis Saraf Neurologi RSUD Buleleng Luh Putu Lina Kamelia memberikan keterangan bahwa ada delapan pasien mengarah ke MSS. Dua di antaranya dinyatakan positif MSS setelah menjalani tes mikrobiologi, Senin (29/5/2023). (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Foto: Dokter Spesialis Saraf Neurologi RSUD Buleleng Luh Putu Lina Kamelia memberikan keterangan tentang pasien MSS, Senin (29/5/2023). (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Dua warga asal Kecamatan Sawan dan Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, terinfeksi Meningitis Streptococcus Suis (MSS). Keduanya tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng.

Dokter Spesialis Saraf Neurologi RSUD Buleleng Luh Putu Lina Kamelia mengatakan sejak seminggu terakhir ada delapan pasien yang dirawat dengan gejala yang mengarah pada MSS.

Berdasarkan hasil tes mikrobiologi, dua di antaranya positif terinfeksi MSS. Sementara, enam orang pasien masih menunggu hasil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka, Kamelia mengatakan, sebagian besar memiliki riwayat pernah mengonsumsi olahan daging babi berupa lawar komoh atau lawar getih (darah babi mentah) pada saat Hari Raya Pagerwesi.

"Yang saya terima kemarin begitu, rata-rata habis makan lawar getih atau lawar komoh, pada saat Pagerwesi," kata ditemui detikBali, Senin (29/5/2023).

ADVERTISEMENT

Dari delapan pasien yang dirawat, sebagian besar berasal dari Kecamatan Sukasada. Namun, mereka tidak memiliki hubungan keluarga berasal dari desa yang berbeda.

"Delapan pasien ini tidak memiliki hubungan keluarga. Sementara masih dirawat di UGD. Sebentar akan pindah ke ICU. Ada satu pasien yang belum ada perbaikan, belum sadar dengan baik, sehingga akan tetap dirawat di ICU," jelas Kamelia. Pasien yang mulai mengalami peningkatan kesadaran, akan dirawat di ruang sandat ruang khusus stroke.

Adapun, gejala yang dialami pasien, di antaranya demam, nyeri kepala, kaku pada leher, dan penurunan kesadaran.

Kamelia menyebutkan MSS disebabkan oleh bakteri yang ada pada ternak, khususnya babi. Apabila daging dan darah babi tidak dimasak dengan benar maka bakteri tersebut berpotensi masuk ke tubuh manusia, dan menyebabkan radang pada selaput otak.

MSS juga memiliki tingkat kematian yang tinggi. Terutama, bagi pasien yang rentan dengan antibiotik dan sudah renta.

Selain itu, pasien yang pulih berpotensi terkena gejala sisa berupa tuli yang tidak dapat disembuhkan, baik oleh obat-obatan maupun dengan alat bantu pendengaran.

Ia menambahkan rata-rata waktu pemulihan bagi pasien yang terinfeksi MSS kurang lebih 14 hari.




(efr/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads