Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar mengeklaim daya tampung SMP di Denpasar sangat mencukupi. Tahun ini ada 13.222 siswa yang tamat SD.
Sementara, daya tampung 16 SMP Negeri di Denpasar hanya 5.600 siswa. Untuk itu, Disdikpora mengandalkan sekolah-sekolah swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak dibanding negeri.
"(SMP swasta di Denpasar) Sangat cukup bisa menampung siswa karena kisaran ada 60-an SMP swasta," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Disdikpora Kota Denpasar I Nyoman Suryawan, Senin (22/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan kualitas SMP swasta dengan negeri tak jauh berbeda. Karena itu, Suryawan berharap orang tua siswa tidak khawatir apabila anaknya tidak masuk SMP negeri.
"Kualitas sekolah swasta di Denpasar tidak kalah dengan sekolah negeri dan oleh karena itu orang tua siswa tidak perlu khawatir. Pada prinsipnya kualitasnya beda-beda tipis dan banyak juga justru siswa yang berprestasi berasal dari sekolah swasta," beber dia.
Menurutnya, dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran beberapa waktu lalu tak sedikit kuota siswa baru di SMP swasta yang terpenuhi sebelum diumumkannya tahapan PPDB.
"Ada sekolah swasta yang seperti itu dan mungkin karena dilihat dari manajemen pengelolaan dan sarana sekolah yang sangat siap sehingga, calon siswa sudah langsung menentukan pilihannya," ungkap Suryawan.
Lanjut Suryawan, tahun ini PPDB jalur zonasi dampak COVID-19 dihapuskan dikarenakan situasi yang sudah kembali normal. Maka, hanya terdapat empat jalur, yaitu jalur zonasi dengan kuota 60 persen, jalur afirmasi atau siswa miskin 5 persen, jalur prestasi 31 persen, dan jalur perpindahan tugas orang tua/wali 4 persen.
Kemudian, untuk jalur zonasi dibagi menjadi dua, yakni jalur zonasi umum dengan kuota 50 persen dan jalur zonasi bina lingkungan dengan kuota 10 persen.
Lalu, untuk jalur prestasi dibagi menjadi dua, yaitu prestasi akademik dengan kuota 6 persen dan prestasi nonakademik 25 persen.
Kemudian, untuk jalur prestasi nonakademik kembali dibagi menjadi prestasi nonakademik Utsawa Dharma Gita 2 persen, Lomba Bulan Bahasa Bali 2 persen, olahraga 10 persen, seni 6 persen, dan Pesta Kesenian Bali 5 persen.
"Untuk kuota jalur zonasi dampak COVID-19 dulu 8 persen dan kini jalur tersebut dialihkan ke jalur prestasi dan sisanya mungkin di jalur bina lingkungan atau umum," terangnya.
(hsa/gsp)