Pengamat Politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) I Nyoman Subanda berpendapat bakal calon legislatif (bacaleg) Partai NasDem Bali akan diisi dengan kandidat yang kualitasnya rendah. Dampaknya, NasDem Bali akan lebih berat mendulang suara pada Pemilu 2024.
"Karena elitnya sudah banyak yang mundur. Sehingga pasti digantikan dengan elit-elit partai yang, tentu kualitasnya di bawah (para elit NasDem yang hengkang)," kata Subanda kepada detikBali, Jumat (19/5/2023).
Subanda mengatakan NasDem Bali akan makin sulit menjaga citra pada konstituennya dengan kasus dugaan korupsi yang menjerat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johhny G Plate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan ini (banyak elit Partai NasDem yang hengkang) akan sulit mengembalikan citra dan kehormatan partai. Sekaligus, signifikan pengaruhnya untuk menambah (suara) terpilihnya NasDem akan sangat berat," kata Subanda.
Kiprah NasDem Bali semakin terpuruk setelah banyak bakal calon legislatifnya (bacaleg) mundur karena alasan sakit dan pelanggaran administrasi kependudukan. Pun demikian soal Johhny G Plate yang tersandung kasus dugaan korupsi BTS senilai Rp 8 triliun.
"Apakah status tersangka Johhny G Plate akan mempengaruhi elektabilitas hingga di tingkat legislatif, jawabannya ya. Para elit partai akan berat untuk mengembalikan citra dan elektabilotas partai," ujarnya.
Gelombang pengunduran diri bacaleg NasDem di Bali terjadi di beberapa wilayah, seperti Karangasem, Denpasar, dan Tabanan. Bacaleg dari Karangasem I Wayan Kari Subali yang mengundurkan diri dengan alasan sakit.
Sejumlah kader NasDem di Denpasar disebut-sebut mengundurkan diri lantaran dipicu keluarnya Ketua DPD NasDem Denpasar I Dewa Nyoman Budiasa. Sementara, satu kader NasDem Tabanan I Gusti Putu Wiarta Mas juga mundur sebagai bacaleg DPRD Tabanan diduga karena status kependudukannya bermasalah.
(efr/gsp)