.webp)
Ornamen bata merah pada ujung kiri bangunan Balai Budaya Giri Nata Mandala di Puspem Badung ambrol pada awal pekan lalu. Perbaikan ornamen bangunan itu akan dikerjakan pekan depan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung Ida Bagus Surya Suamba menduga ornamen tersebut terlepas lantaran tempelan semen tidak merekat kuat. Selain itu, bisa juga karena faktor cuaca yang mengakibatkan ornamen terpapar hujan dan panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya karena badan dari bangunan itu dari semen cor karena besar dan konstruksi harus kuat. Permukaannya halus jadi itu kemungkinan yang buat tempelannya tidak rekat. Tapi masih kami kaji pastinya," jelas Surya Suamba, Rabu (17/5/2023) malam.
Menurut Suamba, perbaikan tersebut Menjadi tanggung jawab rekanan karena masih dalam masa pemeliharaan. Ia memastikan perbaikan ornamen itu tidak mengeluarkan anggaran pemerintah.
Kendati demikian, Suamba meminta rekanan memasang perekat agar ada pegangan pada tempelan bata merah untuk mengurangi potensi terlepas kambali. "Akan diberikan besi pengait itu. Jadi kami minta agar dibuat rancangan supaya bagaimana tempelan bata ini menjadi kuat. Jadi terikat satu sama lain. Mudah-mudahan pekan depan perbaikan bisa mulai," tukasnya.
Untuk diketahui, Balai Budaya Giri Nata Mandala dibangun di lahan eks kantor Bupati Badung sebelum ada Puspem Badung. Luas lahannya 4 hektare dengan total luas bangunan gedung 1,8 hektare.
Pembangunan senilai Rp 336 miliar itu merupakan proyek multi years yang dimulai sejak 2017 dan rampung pada akhir Agustus 2019. Gedung megah bergaya arsitektur khas Bali ini berkapasitas 2.000 orang lebih, dilengkapi fasilitas berstandar internasional.
(iws/BIR)
