BMKG Imbau Hindari Menyeberang Selat Bali Saat Siang Hari

Jembrana

BMKG Imbau Hindari Menyeberang Selat Bali Saat Siang Hari

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 15 Mei 2023 15:16 WIB
Prakirawan Stasiun Klimatologi (Staklim) Bali saat menunjukan monitoring pengawasan situasi angin serta gelombang yang terjadi di Selat Bali, Senin (15/5/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Prakirawan Stasiun Klimatologi (Staklim) Bali saat menunjukan monitoring pengawasan situasi angin serta gelombang yang terjadi di Selat Bali, Senin (15/5/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau pengguna jasa transportasi laut di Selat Bali untuk menyeberang malam hari. Hal ini berkaitan dengan potensi gelombang tinggi di Selat Bali pada siang hingga sore hari akibat peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Prakirawan Stasiun Klimatologi (Staklim) Bali Heppy Febriana menyebutkan gelombang diperkirakan berkisar antara 2,5 hingga empat meter, dengan puncak tertinggi mencapai empat hingga enam meter.

Berdasarkan monitoring yang dilakukan, sekitar 50 persen wilayah di Bali telah memasuki musim kemarau sejak Maret dan April 2023. Peralihan pada Mei ini berpotensi menyebabkan angin kencang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam periode Mei hingga Juni, diprediksi seluruh wilayah Bali akan mengalami musim kemarau, serta potensi angin kencang hingga September 2023," ungkap Heppy ditemui detikBali di kantornya, Senin (15/5/2023).

Pada musim kemarau ini, juga akan terjadi fenomena El Nino yang diprediksi membuat kemarau tahun ini berlangsung lebih lama, yakni hingga September mendatang. Hal ini berpotensi menimbulkan angin kencang.

ADVERTISEMENT

"Meskipun demikian, curah hujan tetap diprediksi akan terjadi, namun dengan intensitas yang tidak terlalu sering," papar Heppy.

Dengan potensi gelombang ini, BMKG mengimbau Pelabuhan Gilimanuk untuk tetap memantau situasi perkiraan cuaca.

BMKG juga menekankan pentingnya keselamatan dalam aktivitas penyeberangan di Selat Bali. Penyelenggara penyeberangan diharapkan untuk tetap mengutamakan langkah-langkah sesuai standar operasional laut guna mencegah terjadinya kecelakaan.

"BMKG terus memantau situasi di Selat Bali, dan jika kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas pelayaran, pihak pelabuhan akan melakukan penundaan penyeberangan," imbuhnya.

Masyarakat diimbau agar melakukan tindakan pencegahan saat situasi angin kencang seperti melakukan pemangkasan pohon yang berpotensi tumbang.

"Masyarakat pesisir, terutama nelayan juga harus lebih berhati-hati saat melakukan aktifitas melaut saat situasi angin kencang ini," tandas Heppy.

Sementara itu, Korsatpel Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Agus Sugiarta menyatakan bahwa situasi di Selat Bali masih normal dan pelayaran masih berjalan seperti biasanya.

"Memang saat ini gelombang tinggi, namun situasi pelayaran masih normal, dan untuk seluruh perusahaan kapal juga diwajibkan melakukan pengikatan (lashing) kendaraan sebelum melakukan pelayaran, memang syarat wajib," tegas Sugiarta.




(efr/gsp)

Hide Ads