Warga Banjar Sawe, Desa Batuagung, Kecamatan/ Kabupaten Jembrana, Bali, diresahkan dengan kasus sapi mati mendadak yang terjadi satu bulan terakhir. Pada April 2023, sebanyak 11 sapi mati mendadak, termasuk dua ekor milik I Dewa Kade Wisada yang sedang hamil.
Dari informasi yang didapatkan, sudah 20 ekor mati sapi di Banjar Sawe, sejak Januari 2023. Hal ini membuat warga resah karena kematian tersebut terbilang tak wajar.
Sebagian besar sapi yang mati berbadan gemuk dan beberapa di antaranya dalam keadaan hamil. Warga meminta instansi terkait untuk menyelidiki apa yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pemilik sapi yang mati mendadak adalah Wisada. Ia mengaku bahwa sapi-sapinya dalam keadaan sehat sebelum mati.
Ia juga bingung saat sapi yang hamil bisa mati tiba-tiba. "Saya curiga ada apa dengan dua sapi saya ini. Sekitat pukul 7.30 Wita hendak saya pindahkan sapi yang satunya, sapi tersebut langsung tersungkur dengan mulut berbusa. Sudah puluhan sapi sekitar sini mati," ungkapnya kepada detikBali, Senin (1/5/2023).
Kepala Desa Batuagung I Nyoman Sudarma turut heran dengan apa yang terjadi di Banjar Sawe. "Hanya di banjar ini (Banjar Sawe) saja ada kasus sapi mati mendadak, banjar lain tidak ada," katanya.
Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) kemudian memeriksa dua ekor sapi yang mati mendadak.
Menurut Gede Adi Adnyana bloat atau perut sapi kembung menjadi penyebab kematian dua sapi tersebut. Bloat disebabkan oleh faktor makanan dan bukan penyakit non-infeksius.
Petugas mengimbau kepada masyarakat yang berternak sapi agar lebih waspada dan memperhatikan sapi dengan lebih saksama setelah memberi makan.
"Peternak juga diharapkan lebih waspada dan memilah makanan yang akan diberikan, agar sapi tidak mengalami bloat," ujar Adnyana.
(efr/hsa)