Aksi AMP di Denpasar Ricuh, Aparat Pukul Mundur Massa

Aksi AMP di Denpasar Ricuh, Aparat Pukul Mundur Massa

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Senin, 01 Mei 2023 12:26 WIB
Puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demonstrasi di parkir timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin (1/5/2023). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demonstrasi di parkir timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin (1/5/2023). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demonstrasi di parkir timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin (1/5/2023). Aksi sempat diwarnai kericuhan saat mereka berjalan menuju Kantor Konsulat Amerika Serikat di Renon.

Anggota AMP sempat diadang aparat kepolisian dan ormas Patriot Garuda Nusantara. Mereka dipukul mundur saat hendak menyampaikan orasi di depan gedung Konsulat Amerika Serikat.

"Indonesia negara demokrasi! Biarkan kami menyampaikan pernyataan sikap," teriak seluruh anggota AMP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Massa aksi membawa sejumlah atribut yang berisi sejumlah tuntutan. Salah satunya meminta penghentian segala bentuk diskriminasi dan intimidasi terhadap mahasiswa West Papua di seluruh Indonesia.

AMP juga meminta pemerintah untuk menarik militer organik dan nonorganik dari West Papua hingga membuka akses jurnalis asing dan nasional di West Papua.

ADVERTISEMENT

Ada pula atribut bertuliskan: Indonesia Stop Etnosida, Ekosida, dan Genosida di West Papua. Tangkap, Adili, dan Penjarakan Jendral Pelanggar HAM.

Massa aksi akhirnya dibubarkan setelah membacakan tuntutan-tuntutan mereka. Untuk diketahui, 1 Mei 1963 dikenang sebagai peristiwa aneksasi Papua oleh pemerintah Indonesia. Itulah sebabnya, AMP menggelar aksi pada 1 Mei yang juga bertepatan dengan Hari Buruh.

Puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demonstrasi di parkir timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin (1/5/2023). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)Puluhan anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demonstrasi di parkir timur Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Senin (1/5/2023). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali) Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali

Sebelumnya, rencana aksi AMP sempat beredar lewat flyer di media sosial dan WhatsApp. Flyer digital itu menyebutkan aksi akan digelar di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Renon, Denpasar.

Sejumlah ormas di Bali menyatakan menolak aksi AMP dalam rangka memperingati 60 tahun aneksasi Papua sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Ormas tersebut, antara lain Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali, PGN Melanesia, Perguruan Sandi Murti, Anak Kolonk Bali, dan Demi Anak Generasi (DAG) Bali.

"Untuk menjaga NKRI kalau saya Sandi Murti ingin menghabisi mereka. Besok (hari ini, red.) persiapkan diri, karena mereka juga pasti menyiapkan aksi kekerasan," kata Wakil Perguruan Sandi Murti I Gusti Ngurah Harta, Minggu (30/4/2023).

"Kami meminta Polri lebih tegas kalau setiap kali mereka turun. Sampai PGN yang turun, aneh kok didiemin sih, jangan-jangan ada udang dibalik batu," pungkasnya.

Ketua PGN Bali Daniar Tri Sasongko juga menolak aksi tersebut. "PGN wilayah Bali memutuskan dalam aksi bela negara UUD Pasal 28 menolak demonstrasi aksi aliansi mahasiswa Papua yang akan dilaksanakan pada 1 Mei dan seterusnya," tegasnya, Minggu.

Pentolan ormas PGN lainnya yakni Pariyadi atau akrab disapa Gus Yadi meminta kepolisian untuk mengambil sikap tegas menangkap warga Papua yang mengatasnamakan mahasiswa. "Kami minta kepolisian untuk bersikap tegas bahwa dengan sengaja mereka menyodorkan ada surat yang mengatakan bahwa Indonesia negara imperialiskolonialis Indonesia mencaplok Papua," tandasnya.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads