Bali Terpilih Gelar Seni Wayang Internasional, 34 Negara Terlibat Loh!

Denpasar

Bali Terpilih Gelar Seni Wayang Internasional, 34 Negara Terlibat Loh!

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 27 Apr 2023 21:17 WIB
Mengenal fungsi hingga filosofi pertunjukan Wayang Lemah atau Wayang Gedog di Bali.
Ilustrasi. Bali menggelar festival seni wayang internasional. Event yang melibatkan 34 negara ini digelar dua hari, Kamis-Jumat, 27-28 April 2023. (esaabiansemal.badungkab.go.id).
Denpasar -

Bali terpilih jadi lokasi pagelaran seni wayang internasional dengan 64 suara dari 100 delegasi negara. Bali bersaing dengan Korea yang mendapat 46 suara dalam kompetisi menggelar hajatan seni wayang internasional tersebut.

Wakil Sekjen Union Internationale de la Marrionnette (Unima) Indonesia sekaligus Leader Unima Maria Tria Widiastuti mengatakan Bali berhasil terpilih setelah berkompetisi. Bukan ditunjuk.

"Dari tujuh tahun lalu atau 2016, Indonesia sudah terpilih dan kalau tidak ada pandemi COVID-19, seharusnya 2020 sudah dilakukan Unima Festival," ungkap perempuan 52 tahun tersebut di Taman Kota Lumintang, Denpasar, Kamis (27/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut dia menuturkan Indonesia baru pertama kalinya mendapatkan kesempatan emas ini. Bali dipilih sebagai salah satu pulau yang memiliki keayaan budaya yang luar biasa, khususnya di bidang pewayangan.

Festival seni wayang internasional ini akan melibatkan 34 negara, di antaranya China, Afrika, Korea, Eropa, Italia, dan Spanyol. Festival ini digelar selama dua hari, mulai Kamis-Jumat, 27-28 April 2023.

ADVERTISEMENT

Pada hari pertama, festival digelar di Taman Kota Lumintang. Kemudian pada hari kedua, acara akan dibagi empat lokasi, yakni Taman Kota Lumintang bagian utara, bagian selatan, Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, serta Beachwalk Mall Bali.

Ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari event berlangsung, seperti workshop hingga pertunjukan wayang dan boneka.

"Di Bali ini banyak sekali dalang-dalang dan budayanya yang bagus. Misalnya, ada sekolah khusus untuk pendalangan SMK dan mungkin di negara lain tidak ada. Itu lah yang ingin kami angkat," akunya seraya berharap festival ini menciptakan wadah bagi dalang dan pegiat seni bidang pewayangan.

Dalam kesempatan itu, Maria juga menampik bahwa pesona wayang memudar. Bahkan, disebut kehilangan penonton karena pesatnya perkembangan teknologi.

"Saya rasa itu tidak. Sekarang ini adalah bagaimana kami bisa mempromosikan. Misalnya, dengan formatnya dibuat digital. Contoh, kami punya komik wayang Barata Yuda sampai 13 seri dan itu lakunya banyak. Mereka tertarik karena kami buat dengan modern, seperti manga di Jepang," ungkap Maria.

Justru, Maria menambahkan penting ada keterlibatan ekosistem, seperti sekolah dan lain sebagainya untuk membuat masyarakat tertarik pada dunia pewayangan.




(BIR/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads