Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran penyakit meningitis.
Menurut catatan detikBali periode Januari- April 2023, penyakit meningitis tercatat sudah lima kasus di Denpasar dan 34 kasus di Gianyar, dan empat di antaranya meninggal dunia.
Saat ini, tim tersebut sedang disusun dan ditargetkan selesai bulan depan, Mei 2023. "Mudah-mudahan Mei, terdiri dari lintas sektor, sudah selesai," katanya, Rabu (26/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan upaya lain yang dilakukan Pemprov Bali, yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengolah makanan dengan benar. Misalnya, dimasak di atas suhu 80 derajat celcius.
Anom juga menyebut meningitis yang ramai diberitakan belakangan ini, yakni Meningitis Streptococcus Suis (MSS), berhubungan dengan risiko konsumsi olahan babi yang tidak dimasak.
"Kondisi ini terjadi karena bakteri Streptococcus ditemukan di daging dan darah babi yang mentah dan bila itu dikonsumsi, karena olahan tersebut tidak dimasak sempurna seperti pada lawar plek akan mengakibatkan terjadinya proses infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang," terang Anom.
Tetapi, ia mengingatkan tidak semua kasus meningitis dipicu oleh konsumsi daging babi. "Perlu dilihat kasus per kasus dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium," lanjutnya.
Baca juga: 34 Kasus Meningitis di Gianyar, 4 Meninggal |
Saat ini, jumlah kasus suspek MSS yang dirawat di rumah sakit (RS) seluruh Provinsi Bali per 24 April 2023 sebanyak 38 kasus.
"RS Sanjiwani 27 kasus, RS Negara lima kasus, RS Prof Ngoerah dua kasus, RS Bali Mandara empat kasus," ungkapnya.
Anom berharap dengan terbentuknya tim koordinasi dapat menanggulangi penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru lebih komprehensif.
(BIR/iws)