Marcel Radhival atau dikenal pesulap merah akan menjalani sanksi adat Dayak karena pernyataan kontroversialnya yang dinilai melecehkan masyarakat adat Dayak ketika berbicara mengenai dukun orang Dayak. Dewan Adat Dayak Jakarta saat itu langsung mengklarifikasi ucapan pesulap merah.
"Kata dukun dalam masyarakat adat Dayak adalah orang yang berprofesi membantu warga dalam hal, melahirkan disebut dukun beranak, ahli patah tulang disebut dukun patah tulang," ujar Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak DKI Jakarta Lawadi Nusah, dilansir detikNews, Senin (17/4/2023).
"Semua dukun orang Dayak pada dasarnya menolong tidak untuk mencari keuntungan pribadi," lanjut Lawadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesalahan kedua pesulap merah, kata Lawadi, diduga sengaja menantang dukun etnis Dayak.
Setelah diklarifikasi, pesulap merah mengakui kesalahannya. Menurut Lawadi, yang bersangkutan mengakui menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat adat Dayak pada khususnya dan atas informasi di media sosial, YouTube dan Tiktok pada 9 April 2023.
Pesulap merah, sambung Lawadi, juga meminta dan memohon maaf, serta bersedia untuk menyelesaikan persoalan secara adat dari masyarakat adak Dayak DKI Jakarta. Ia pun meneken berita acara bersama perwakilan Dewan Adat Dayak Jakarta.
Selanjutnya, tokoh masyarakat atau Timanggong Adat Dayak Kanayatan Dewan Adat Dayak Jakarta Yopinus Jailim mengatakan sanksi adat akan digelar pada 6 Mei 2023 di rumah adat Dayak atau betang di anjungan Provinsi Kalimantan Barat TMII Jakarta.
"Saudara Marcel kepada saudara-saudara saya orang Dayak di Pulau Kalimantan maupun di mana berada, bahwa tak ada niatan saudara Marcel untuk melecehkan atau merendahkan suku Dayak secara umum," jelasnya.
Kesalahpahaman terjadi karena ada pihak yang menyebar informasi secara tak bertanggung jawab di medsos. "Kami di sini ingin membuat darah semuanya dingin, kita bersaudara, berharmoni dengan alam, menjaga jangan lagi ada hal gagal paham," terang Yopinus.
Dalam video yang dikirimkan kepada Dewan Adat Dayak Jakarta, Marcel atau pesulap merah menjawab bahwa video yang dibuatnya dimaksudkan agar Kalimantan dan Dayak tak lagi dikonotasikan seolah-olah dukun yang menduitkan.
"Agar Kalimantan dan Dayak tidak ditakut atau dianggap seram oleh masyarakat Indonesia," tutur Marcel.
Menurut dia, ada dukun-dukun yang menggunakan atribut Dayak untuk menipu pasien. Ada pula yang beraksi hanya untuk menarik uang dari pasien.
Praktek seperti itu, ia menilai banyak dilakukan oleh dukun-dukun di Jabodetabek.
"Ngeduitin masyarakat dengan kata-kata 'makin banyak ikhlasnya, maka makin banyak khasiatnya," cerita Marcel.
(BIR/irb)