Sembilan seniman mengekspresikan rasa suka cita lewat karya seni jahit-menjahit atau tekstil. Karya-karya para seniman itu dipamerkan di Artspace ARTOTEL Sanur, Kota Denpasar, Bali, dari 14 April hingga 14 Juni 2023.
Sembilan seniman yang terlibat memasarkan karyanya, yakni Arde Wiyasa, Gusti Kade (Gusade), Ni Wayan Penawati, Pradnya Paramita, Rosemarie Sutanto, Sakde Oka, Siji, Unclejoy dan Vita Wulansari. Karya mereka dikurasi oleh Dewa Ayu Eka Savitri Sastrawan.
Selaku kurator, Savitri mengungkapkan karya seni bertajuk Feeling Good ini berawal dari keinginan membuat pameran ringan dan tidak ribet. Menurutnya, ungkapan suka cita lewat karya seni itu juga untuk merespons pandemi COVID-19 yang kini sudah mereda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagu Feeling Good ini karena merasa kayak pelan banget terus akhirnya makin keras. Jadi, gimana kita memulai hari terus pengen perasaannya senang aja," kata Savitri kepada detikBali seusai pembukaan pameran di ARTOTEL Sanur, Jumat (14/4/2023).
Savitri menuturkan lagu Feeling Good yang pertama kali dinyanyikan oleh Anthony Newley and Leslie Bricusse telah diaransemen ulang atau di-cover oleh banyak penyanyi. Termasuk Michael Buble, MUSE, Avicii, dan Nina Simone.
Menurut Savitri, para seniman seni rupa yang terlibat dalam pameran tersebut mencoba mengadaptasi lagu tersebut lewat obyek yang materialistik. Karya tekstil yang ringkas menjadi cara mengekspresikan perasaan tersebut.
"Dari itu sih (idenya) dan akhirnya kenapa milih kayak jahit menjahit atau tekstil itu karena merasa kayak itu hal yang sebenarnya. Itu (karya tekstil) sesuatu yang bertekstur ya, jadi merasa kayak lebih banyak feeling-nya deh gitu kalau lewat tekstur," jelas Savitri.
Para perupa Indonesia berbasis di Bali ini merespons lagu Feeling Good dengan bentuk tertentu maupun abstrak. Keragaman metode seni tekstil yang digunakan memperkaya ekspresi tersebut.
Karya-karya yang terkumpul dikurasi selama kurang lebih sebulan sejak Februari 2023. Savitri pun mengajukan proposal ke ARTOTEL Sanur dan diterima. "Kami berproses selama sebulan dan hasilnya ini," ungkap perempuan bergelar Master dari Global Arts Goldsmiths, Universitas London itu.
Savitri menambahkan para seniman terlibat dalam pameran tersebut adalah mereka yang berkecimpung di seni tekstil. Hal itu dilakukan agar karya-karya yang ditampilkan lebih maksimal.
"Memang kami memilihnya yang bekerja di situ. Pengennya yang benar-benar sudah menguasai medianya," terangnya.
(iws/BIR)