BPOM Sidak Takjil di Jembrana, Targetkan Produsen untuk Pembinaan

Jembrana

BPOM Sidak Takjil di Jembrana, Targetkan Produsen untuk Pembinaan

Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 10 Apr 2023 18:33 WIB
Petugas Loka POM Buleleng menguji sampel takjil di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Senin (10/4/2023).
Foto: Petugas Loka POM Buleleng menguji sampel takjil di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Senin (10/4/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali
Jembrana -

Loka POM Buleleng melakukan pemantauan dan sidak kepada penjual takjil dadakan di Kelurahan Loloan Barat, Kabupaten Jembrana. Puluhan sampel makanan olahan diuji untuk mengetahui jika takjil yang dijual mengandung bahan berbahaya.

Sidak ini dilakukan untuk memastikan kesehatan pangan saat Ramadan.

Dari pantauan detikBali, setiap pedagang diperiksa. Tim mengambil sampel makanan dan mengujinya pada lab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam melakukan sidang, tim dilengkapi dengan mobil lab keliling. Tim menguji 25 sampel makanan dan minuman yang tampak mencurigakan.

Kepala Loka POM Buleleng Rai Gunawan mengatakan pengawasan takjil dilakukan di Desa Banyubiru dan Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara.

"Dari pemantauan kami, ditemukan 25 sampel makanan yang mencurigakan, sehingga langsung dilakukan pengujian," ungkap Gunawan kepada detikBali, Senin (10/4/2023).

Kategori pengujian terhadap bahan berbahaya, di antaranya formalin/boraks, rhodamin B atau pewarna tekstil, dan metanil yelow.

"Dari pemeriksaan puluhan sampel itu, tidak ditemukan bahan berbahaya. Semuanya aman dikonsumsi. Kami uji dengan empat parameter, semuanya negatif," papar Gunawan.

Meski tidak mengandung bahan berbahaya, lanjut Gunawan, Loka POM Buleleng tetap memberikan catatan dalam sidak kali ini. Yaitu banyaknya pedagang yang belum menjaga kehigienisan makanan.

"Masih banyak makanan yang tidak ditutup, sehingga rentan terkontaminasi debu dan kuman lainnya. Kami mengedukasi pedagang untuk memperhatikan hal itu," ujarnya.

Disinggung mengenai takjil secara keseluruhan di Bali, ia menjelaskan bahwa masih ditemukan penggunaan boraks dan pewarna tekstil. Untuk itu,ia akan menelusurinya hingga ke produsen untuk memberi pembinaan.

"Rata-rata pedagang di sini (Bali) hanya menjual atau titipan, jadi kalau kami temukan hasil positif mengandung bahan berbahaya dan tidak layak konsumsi kami akan telusuri sampai ke produsen" tandas Gunawan.




(efr/irb)

Hide Ads