Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso mengungkap dugaan penyebab beberapa paus terdampar di pesisir Bali. Ia menyebut fenomena tersebut terjadi karena paus diduga menderita sakit.
"Masih dugaan, yang pertama di Tabanan kami belum tahu, tetapi karena sakit," katanya saat dihubungi detikBali, Minggu (9/4/2023).
BPSPL Bali telah melakukan nekropsi paus di Karangasem. Hasilnya ditemukan beberapa penyakit yang diduga menjadi penyebab kematian paus yang terdampar di Pantai Yeh Malet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kemarin telah melakukan nekropsi di Karangasem, di Yeh Malet, temuan kami itu ada peradangan di paru-paru. Kedua, ada masalah di saluran pencernaan seperti diare kalau di manusia, dan ketiga ditemukan cacing-cacing di saluran pencernaan," jelasnya.
Hasil temuan tersebut masih diuji ke laboratorium. Dokter hewan juga akan melakukan analisis untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
"Ini lagi diuji di lab hasilnya seperti apa nanti, dokter hewan menganalisis penyebab kematian, dugaan sakit tapi sakitnya seperti apa, itu kami menunggu konfirmasi," ujarnya.
Untuk itu, ia belum bisa memastikan penyebab utama kematian paus-paus tersebut. Menurutnya, membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat minggu untuk mengetahui hasilnya.
"Kami masih tunggu hasil laboratorium, sehingga kami bisa menemukan kira-kira penyebabnya apa, secara ilmiah ya, bukan dugaan. Nanti juga ada keterangan resmi dari Kementerian Kelautan," tandasnya.
Yudi pun mengungkap tidak menutup kemungkinan paus mati terdampar di pesisir Bali disebabkan cuaca ekstrem, bencana alam, dan polusi air.
(irb/gsp)