Bangkai paus sperma yang terdampar di pesisir Pantai Yeh Leh, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali, masih belum dilakukan proses nekropsi. Tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar kesulitan melakukan proses nekropsi akibat air laut pasang.
Dari pantauan detikBali, masyarakat masih antusias menyaksikan fenomena paus terdampar tersebut. Bahkan, beberapa warga juga sempat melakukan persembahyangan di dekat lokasi paus sperma terdampar. Petugas juga masih menunggu air laut surut untuk mempermudah proses nekropsi sebelum dilakukan penguburan.
Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso mengatakan sempat melakukan penarikan paus ke pesisir, namun belum berhasil, sehingga menunggu air laut surut. "Dari pagi tadi kami sudah di lokasi untuk proses nekropsi, namun karena terkendala air pasang, jadi masih ditunda," ungkap Yudiarso, Minggu (9/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudiarso menjelaskan penanganan meliputi dua hal, yaitu nekropsi dan penguburan. Untuk nekropsi dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap organ penting dalam tubuh paus tersebut. "Penelitian bertujuan menganalisis secara ilmiah penyebab kematian paus sepanjang 17,28 meter ini," paparnya.
Setelah nekropsi, akan dilanjutkan dengan penguburan di sekitar Pantai Yeh Leh, yang nantinya akan melibatkan alat berat yang sudah disediakan. "Nanti kami dibantu tim Pemkab Jembrana untuk melakukan nekropsi secara aman hingga penguburan," ungkapnya.
Disinggung mengenai penyebab paus terdampar di beberapa wilayah di Bali, Yudiarso menjelaskan diduga karena beberapa paus tersebut sakit. Namun, untuk penyebab pastinya masih menunggu hasil nekropsi.
"Untuk paus sperma yang terdampar di Pantai Yeh Leh, dugaan sementara karena satwa yang dilindungi ini menderita penyakit. Tapi untuk penyakitnya masih menunggu pemeriksaan atau uji lab," tandas Yudiarso.
(irb/nor)