Tagih Janji Bupati, Warga Terdampak Abrasi Pebuahan Ancam Boikot Pemilu

Jembrana

Tagih Janji Bupati, Warga Terdampak Abrasi Pebuahan Ancam Boikot Pemilu

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 28 Mar 2023 13:21 WIB
Warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana memasang sepanduk untuk menagih janji Bupati Jembrana terkait senderan abrasi, Selasa (28/3/2023).
Foto: Warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana memasang sepanduk untuk menagih janji Bupati Jembrana terkait senderan abrasi, Selasa (28/3/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Pembangunan senderan pantai yang terdampak abrasi di wilayah Jembrana ditunda hingga 2024. Keputusan ini membuat warga di sekitar Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara kecewa. Pasalnya, abrasi semakin parah.

Luapan kekecewaan warga itu dilampiaskan dengan memasang spanduk yang menuntut janji Bupati Jembrana. Warga juga mengancam memboikot Pemilu 2024.

Kekecewaan warga cukup beralasan. Sebab pembangunan senderan tersebut sudah diperjuangkan sejak 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang warga Banjar Pebuahan, Haryanto (44) mengatakan pemerintah tidak ada upaya untuk mewujudkan pembangunan senderan pantai yang dibutuhkan untuk mencegah abrasi. Menurutnya, selama ini warga hanya dijanjikan saja.

"Kami ini hanya menjadi korban politik. Dari 2013 kami sudah perjuangkan agar mendapat senderan namun hingga saat ini itu hanya janji-janji saja. Bahkan warga juga telah membuat senderan pantai sendiri menggunakan pasir dan batu yang ada di sekitar pantai," ungkap Haryanto kepada detikBali, Selasa (28/3/2023).

ADVERTISEMENT

Haryanto menjelaskan upaya warga dengan membuat tanggul darurat tidak bertahan lama terutama saat gelombang pasang. Setiap tahun, belasan meter daratan tergerus abrasi. Ini menyebabkan ratusan permukiman warta serta tempat usaha kuliner yang menjadi ciri khas daerah Pebuahan sudah hilang.

"Padahal dulu wisata kuliner terutama olahan hasil laut yang terkenal di Jembrana adalah di daerah Pebuahan ini, namun sekarang sudah tidak ada yang tersisa," ujar Yanto.

Yanto juga menegaskan warga mendesak agar janji Bupati Jembrana segera dipenuhi agar tidak ada lagi warga terdampak abrasi. Jika tidak ada tindakan dari pemerintah, warga mengancam memboikot Pemilu 2024 dan tidak menyalurkan hak pilih serta menghapuskan tempat pemungutan suara (TPS) sebagai tanda protes.

"Ini baru kami pasang spanduk, jangan sampai nanti TPS yang ada di wilayah Pebuahan serta Desa Banyubiru kami bongkar saat Pemilu. Kalau mau dibangun (senderan abrasi) tahun depan apa yang mau diselamatkan," kata Yanto.

Diberitakan sebelumnya, pembangunan senderan pantai di Jembrana akan dilakukan pada 2024. Keputusan ini didapat dari hasil koordinasi antara Dinas PUPRPKP Jembrana dan Balai Wilayah Sungai Kementerian Pekerja Umum. Tahun ini hanya ada operasi dan pemeliharaan senderan yang perlu perbaikan di beberapa titik pesisir pantai Jembrana.

Lokasi senderan yang perlu diperbaiki masih dalam pendataan oleh petugas di antaranya Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Pantai Rambut Siwi, dan Desa Yehembang Kangin. Sedangkan pembangunan senderan ditargetkan untuk wilayah Singaraja, Buleleng.

Pembangunan senderan di Jembrana, terutama di Pantai Pebuahan, direncanakan akan dilakukan pada tahun 2024 dan membutuhkan biaya puluhan miliar karena abrasi yang parah terjadi di pantai yang cukup panjang, sekitar 2 kilometer.




(hsa/efr)

Hide Ads