Seekor anjing milik warga Banjar Peken, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, mengamuk dan menggigit empat orang warga pada Sabtu (18/3/2023). Tak lama kemudian, anjing berbulu putih itu mati secara tiba-tiba.
Seorang warga setempat, I Ketut Mulyadi menuturkan anaknya menjadi salah satu korban gigitan anjing tersebut. Kaki kanan anaknya digigit saat sedang bermain di rumah pemilik anjing.
"Anak saya digigit, sudah langsung dibawa ke puskesmas untuk suntik vaksin antirabies (VAR). Ternyata anjing kembali gigit pemiliknya," kata Mulyadi ditemui detikBali, Senin (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang dihimpun, anjing tersebut pertama kali menyerang seorang anak inisial WD (8). Tiga hari kemudian, tiga orang lainnya turut diserang hewan penular rabies (HPR) tersebut. Tiga orang tersebut, yakni pemilik anjing serta anggota keluarganya.
Menurut Mulyadi, anjing tersebut mati setelah menggigit majikan dan keluarganya. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke instansi terkait. Sampel otak anjing itu selanjutnya diambil untuk diuji di laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
"Sudah diambil sampelnya, semoga saja hasilnya itu negatif rabies," ujar Mulyadi.
Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa kembali mengirim 13 sampel otak HPR ke BBVet Denpasar. Hasilnya, sebanyak enam sampel dinyatakan positif rabies.
"Bulan ini kami kirim belasan sampel otak ke BBVet Denpasar. Hasilnya, ada yang positif dan ada yang negatif," kata Widarsa saat dikonfirmasi, Minggu (19/3/2023).
Sejak awal Januari hingga 19 Maret 2023, total gigitan anjing rabies di Jembrana sebanyak 24 kasus. Terkait teror anjing rabies itu, Widarsa memastikan vaksinasi massal maupun vaksinasi emergency dilakukan lebih gencar.
"Tentunya kami gelar vaksinasi semaksimal mungkin. Stok vaksin juga masih aman. Stok 10 ribu dosis saat ini masih tersedia," imbuhnya.
(iws/hsa)