Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tunggal Jaya, Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selamadeg Barat, Tabanan, sedang gencar memasarkan produk olahan pangan dalam bentuk stik atau jajanan kering berbagai rasa. Mulai dari rasa kelapa, salak, durian, kopi, alpukat, hingga cokelat.
"Mulai awal tahun ini sudah mulai dipasarkan. Tapi proses merintisnya sejak pandemi COVID-19 kemarin. Sekitar 2021 lalu. Lewat fasilitasi pelatihan salah satu perusahaan yang memberikan CSR," kata Perbekel Mundeh Kauh I Nyoman Sada Adi Astawa, Minggu (12/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski relatif baru diperkenalkan, produk olahan pangan ini sudah mulai menemukan celah pasar. Setidaknya setelah Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) membantu pemasarannya, baik melalui gerai maupun berbagai event pameran.
"Kami memanfaatkan potensi hasil perkebunan di sini (Desa Mundeh Kauh). Di sini hasil kebunnya yang paling banyak itu kelapa, cokelat, dan kopi," sebutnya.
Astawa menjelaskan, jajanan kering berupa stik berbagai rasa tersebut diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Intisari maupun Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) dari lima banjar yang ada di Desa Mundeh Kauh.
"Produk ini lagi difokuskan karena proses pembuatannya lebih mudah, tidak perlu alat yang terlalu banyak dan modern, dan bisa dibuat sesuai kebutuhan atau pesanan," imbuhnya.
Menurutnya, bahan pelengkap yang diperlukan untuk membuat produk stik tersebut juga mudah dijumpai. Sebagai permulaan, sambungnya, stik berbagai rasa tersebut dibanderol dengan harga Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
Astawa menambahkan awalnya BUMDes Tunggal Jaya sempat memproduksi kerajinan batok kelapa. Hanya saja, pemasaran produk yang diunggulkan itu tersendat dari sisi pemasaran.
"Dulu kerajinan batok kelapa sempat ramai sampai diekspor. Tapi karena (pandemi) COVID-19, pemasarannya agak susah," tandasnya.
(iws/efr)