Perayaan Nyepi di Bali tak terlepas dari pembuatan ogoh-ogoh. Setiap banjar di Bali berpartisipasi membuat ogoh-ogoh serangkaian Hari Raya Nyepi. Seperti ST Tunas Muda Banjar Mertajati di Denpasar Selatan.
ST Tunas Muda selalu menjadi perhatian karena sudah tiga tahun berturut-turut memenangkan lomba ogoh-ogoh. Tahun ini, ST Tunas Muda membuat ogoh-ogoh berbahan alami, seperti tulang daun nangka, kulit buah lamtoro, dan cabai kering.
"Tulang daun nangka dipakai untuk ogoh-ogoh figuran, untuk naga sisiknya pakai daun jeruk nipis sama daun lamtoro, dan biji-bijian. Untuk rambutnya pakai akar wangi sama sedikit cabai kering dan kacang-kacang," kata Wakil ST Tunas Muda Agus Setiawan saat diwawancarai detikbali, Sabtu (11/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menjelaskan bahan-bahan pembuatan ogoh-ogoh didapatkan dengan membeli di pasar. Proses pembuatan ogoh-ogoh yang diberi nama Kali Cita Pralaya itu sekitar tiga bulan.
"Pembuatannya awal sebulan sudah dapat 30%, habis itu dua bulan 80%, tapi rampung semua itu tiga bulan, bulan Februari kemarin," jelas Agus.
Ogoh-ogoh ST Tunas Muda mengusung konsep keserakahan seorang pemimpin terhadap rakyat-rakyatnya. Agus menjelaskan konsep tersebut menceritakan peperangan umat manusia dengan pemimpin yang berkuasa.
"Itu kan raksasa disimbolkan tangannya dipotong, sama ada bumi itu kan, artinya dia sangat ingin menguasai bumi. Itu ada anak kecil lagi sedih, menangis, dan ada yang kehilangan rumah karena bencana," jelasnya.
(irb/hsa)