Eutrofikasi adalah pencemaran air yang terjadi akibat meningkatnya kadar mineral dan nutrisi, termasuk nitrogen dan fosfor di dalam perairan. Bisa dibilang, eutrofikasi merupakan salah satu masalah ekologi yang cukup serius dan bisa mengancam kebersihan sumber daya air.
Eutrofikasi dapat terjadi karena aktivitas manusia yang menggunakan pupuk fosfat dan nitrat secara sembarangan dan memicu pertumbuhan tanaman air hingga menutupi seluruh permukaan air. Selain itu, eutrofikasi juga dapat berasal dari pembuangan limbah industri atau rumah tangga.
Agar lebih memahami tentang eutrofikasi, berikut ini akan dibahas arti eutrofikasi adalah, jenis-jenisnya, serta dampaknya untuk perairan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Eutrofikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eutrofikasi adalah proses perkembangbiakan tumbuhan air dengan cepat karena memperoleh zat makanan berlimpah akibat pemupukan nutrisi yang berlebihan.
Sementara itu, dilansir situs simdos.unud.ac.id, eutrofikasi merupakan proses pengayaan perairan dengan berbagai elemen seperti nitrogen dan fosfor yang bisa menyebabkan berkembangnya tumbuhan air di sungai atau perairan.
Kejadian ini merupakan masalah yang sering ditemukan di dalam waduk, danau, atau perairan yang berdekatan dengan daerah pertanian. Umumnya, aktivitas ini berjalan secara bertahap selama beberapa tahun.
Namun, aktivitas eutrofikasi juga bisa dipercepat karena aktivitas manusia. Mulai dari aktivitas konsumsi makanan sehari-hari, hingga pembuangan limbah industri. Aktivitas ini umumnya ditandai dengan pertumbuhan tumbuhan alga di perairan.
Asal-usul Eutrofikasi
Eutrofikasi umumnya dapat terjadi karena berbagai penyebab, termasuk karena ulah manusia maupun proses alamiah yang terjadi dari perairan itu sendiri. Namun, salah satu penyebab yang sering terjadi adalah karena aktivitas manusia berupa pembuangan limbah industri yang mencemari perairan di sekitarnya.
Elemen-elemen seperti nitrogen, fosfor, silikon, potasium, dan kalsium juga dianggap menjadi elemen utama yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkontrol dari tumbuhan air atau dikenal dengan istilah blooming.
Contoh eutrofikasi juga bisa ditemui di perairan Pantai Ancol, di mana saat ini mulai terdapat berbagai macam tumbuhan air, seperti eceng gondok yang menutupi permukaan air. Akibatnya, kualitas air di perairan menjadi menurun. Selain itu, eutrofikasi juga bisa menyebabkan konsentrasi oksigen larut dan mengganggu ekosistem makhluk hidup, seperti ikan dan spesies lainnya.
Jenis-Jenis Eutrofikasi
Dilansir situs byjus.com, jenis eutrofikasi dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.
1. Eutrofikasi Alami
Jenis eutrofikasi yang pertama adalah eutrofikasi alami. Eutrofikasi alami adalah proses alamiah yang dihasilkan dari akumulasi nutrisi di danau atau perairan lainnya. Misalnya, unsur hara dari tanah dapat hanyut oleh banjir dan mengendap di danau atau sungai. Hal ini membuat perairan terlalu diperkaya dengan nutrisi.
Akumulasi nutrisi ini menyebabkan pertumbuhan berbagai macam tumbuhan air, seperti alga atau eceng gondok yang tidak terkontrol dengan baik. Proses ini umumnya terjadi secara bertahap selama ribuan tahun.
Eutrofikasi dapat mengakibatkan kondisi perairan berubah menjadi kehijauan, keruh, dan berbau tidak sedap. Perairan yang telah tercemar ini tentunya dapat membuat berbagai ekosistem makhluk hidup di dalamnya mati karena kurangnya oksigen.
2. Eutrofikasi Ulah Manusia
Selain karena proses alamiah, eutrofikasi juga bisa terjadi karena ulah manusia. Eutrofikasi karena ulah manusia ini bisa berlangsung lebih cepat dibandingkan eutrofikasi alamiah yang bisa memakan waktu hingga ribuan tahun.
Salah satu contoh dari proses eutrofikasi yang disebabkan oleh manusia adalah penumpukan pupuk. Pupuk dapat tersapu oleh hujan dan akhirnya masuk ke perairan seperti danau dan sungai. Nutrisi yang terdapat di dalam pupuk dapat mengakumulasi jumlah nutrisi yang telah ada di perairan, sehingga membuat tumbuhan air tumbuh dengan cepat dan merusak ekosistem di bawahnya.
Selain itu, eutrofikasi yang disebabkan oleh manusia ini juga bisa disebabkan oleh pembuangan limbah industri yang sembarangan. Ketika pipa limbah industri diarahkan ke perairan, nutrisi yang ada di limbah tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya eutrofikasi.
Dampak Eutrofikasi
Eutrofikasi tentunya menimbulkan banyak efek negatif bagi perairan dan ekosistem biota laut, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Melimpahnya Nutrisi di Perairan
Melimpahnya zat atau nutrisi akibat dari eutrofikasi dapat menyebabkan pertumbuhan fitoplankton, bakteri dan jamur yang bisa meningkatkan timbulnya senyawa kimia seperti, amonia, nitrit, sulfida, dan senyawa lainnya yang bisa berbahaya untuk perairan. Alhasil, kualitas air bisa menurun dan akan berbahaya jika diolah menjadi air minum.
2. Mengancam Ekosistem Biota Laut
Salah satu dampak dari eutrofikasi adalah musnahnya ekosistem biota laut. Hal ini karena peningkatan nutrisi di perairan membuat tumbuhan air dan fitoplankton berkembang secara pesat. Sehingga, membuat terjadinya penipisan oksigen di perairan.
Jika oksigen menipis, tentu akan sulit bagi ikan atau biota laut lainnya untuk dapat bertahan di ekosistem air tersebut. Dengan begitu, eutrofikasi bisa mengancam kehidupan ekosistem biota laut di perairan.
3. Menurunnya Kualitas Air
Zat organik yang tumbuh di perairan yang telah tercemar karena proses eutrofikasi akan membentuk senyawa kimia kompleks yang menyebabkan kualitas air menurun. Sehingga, hal ini dapat menimbulkan bau tidak sedap pada perairan. Selain itu, zat-zat tersebut juga dapat mempercepat korosi dan menghambat laju aliran air.
Nah, itulah penjelasan mengenai arti eutrofikasi adalah, asal-usul penyebab, dan dampaknya bagi perairan. Semoga informasi ini bermanfaat!
(des/des)