Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti perihal molornya penyelesaian tiga TPST di Denpasar. Tiga TPST tersebut yakni TPST Kesiman Kertalangu, TPST Tahura, dan TPST Padangsambian.
Luhut pun meminta agar tiga TPST tersebut dapat segera diselesaikan. Selain itu, tiga TPST itu diminta benar-benar beroperasi pada Juni 2023.
"Saya minta ini betul-betul karena ini kami sudah mundur sebenarnya dari September tahun lalu. Saya sudah tiga kali ke sini, jadi jangan mundur lagi," ungkapnya dalam kunjungan ke TPST Kesiman Kertalangu, Denpasar, Bali, Kamis (9/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menyinggung tiga TPST tersebut seharusnya telah beroperasi sebelum pelaksanaan KTT G20. "Yang menghambat adalah pengalaman kami. Ini tadinya harusnya selesai sebelum G20, dan sekarang baru selesai," kata Luhut.
Di sisi lain, kata Luhut, tiga TPST tersebut memiliki kemampuan dapat mengolah sampah sebanyak 1.020 ton per hari. Ke depannya akan ditingkatkan menjadi 1.500 ton sampah per harinya.
Sementara, untuk di Kabupaten Badung, kata Luhut, juga tengah dibangun TPST yang dapat mengolah 350 ton sampah per hari. Ia menyarankan agar pemerintah daerah membuat studi tentang TPST sampai berapa kapasitas yang bisa diperbesar.
"Seperti yang terjadi di Cilacap, ketika saya resmikan bisa mengolah 80 ton sampah dan sekarang sudah 200-300 ton per hari. Jadi, bisa meningkat sampai tiga kali lipat," ungkapnya.
Selain itu, ia meminta agar dilakukan studi terhadap jumlah penduduk serta sampah yang dihasilkan per harinya. Sehingga, sambung Luhut, penuntasan masalah sampah dapat segera terselesaikan.
"Supaya Bali itu jangan hanya indah saja tapi jorok. Atau saya balik kalau jorok pasti tidak indah dan orang tidak mau kemari," ujar Luhut.
Rekanan pemenang tender yang mengelola TPST, Direktur Utama PT Bali CMPP Made Wahyu Wiratma menyampaikan permohonan maaf terkait molornya TPST. Ia menyebut ada tiga aspek yang ingin difokuskan, temu kenali dan yakini semuanya sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Saya menyampaikan maaf, karena selama perjalanan inisiatif yang luar biasa ini memang agak berliku," ungkapnya.
Tiga aspek yang ia maksud yakni, pertama, aplikasi teknologi yang tepat guna bagi pengelolaan sampah di Kota Denpasar. Kedua, bagaimana memenuhi kriteria regulasi, khususnya dampak lingkungan sehingga semaksimal mungkin pihaknya dapat antisipasi dan menyesuaikan.
Ketiga, ia memastikan keberlanjutan proyek ini bukan hanya sekadar membuat TPST beroperasi saja tapi, juga hasil olahannya dan sumber dayanya yang juga memenuhi kriteria-kriteria teknis ekonomis.
"Untuk TPST Tahura kami targetkan pada 1 April sudah dapat mengolah sekitar 222 ton dari total kapasitas 370 ton," ungkapnya.
Sementara untuk TPST Padangsambian, kata Wira, pada akhir Maret 2023 akan mampu mengolah sampah hingga 120 ton per harinya.
Untuk TPST Kesiman Kertalangu mampu mengolah sampah hingga 450 ton per harinya.
"Dari kapasitas 450 ton ini kami menyiapkan kapasitas kemampuan peralatan kira-kira 10 persen di atas itu. Jadi, sekitar hampir 500 ton per hari, sehingga kami dapat mengantisipasi dinamika dari volume sampah yang akan masuk," tambahnya.
(nor/bir)