Inilah Jenis Pewarna Makanan yang Aman Dikonsumsi

Inilah Jenis Pewarna Makanan yang Aman Dikonsumsi

Maura Rosita Hafizha - detikBali
Kamis, 02 Mar 2023 17:55 WIB
makanan dengan pewarna buatan
Foto: GettyImages/Flickr
-

Pewarna makanan adalah pewarna sintetik yang dibuat untuk mempercantik tampilan makanan segar dan olahan. Tetapi, masih banyak orang yang belum mengetahui jenis pewarna makanan yang aman untuk digunakan.

Dampak mengonsumsi pewarna yang bukan untuk makanan dapat mendatangkan penyakit-penyakit yang sebaiknya kita hindari. Lalu, apakah ada alternatif lain pewarna makanan yang aman dan sehat? Cek jawabannya di bawah ini!

Jenis Pewarna Makanan yang Aman Dikonsumsi

Mengutip dari tekpan.unimus.ac.id dengan e-paper berjudul Pewarna Pangan, zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diambil dari hewan, tumbuhan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan, zat pewarna sintetik dapat digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu: azo, triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid. Kelas azo merupakan zat warna sintetis yang paling banyak jenisnya dan
mencakup warna kuning, oranye, merah, ungu, dan cokelat.

Jenis-jenis zat warna alami yang sering digunakan untuk pewarna makanan antara lain adalah:

ADVERTISEMENT

1. Karotenoid

Karotenoid merupakan zat warna (pigmen) berwarna kuning, merah dan oranye yang secara alami terdapat dalam tumbuhan dan hewan, seperti dalam wortel, tomat, jeruk, algae, lobster, dan lain-lain. Lebih dari 100 macam karotenoid terdapat di alam, tetapi hanya beberapa macam yang telah dapat diisolasi atau disintesa untuk bahan pewarna makanan.

Karotenoid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam minyak atau lemak. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di alam.

2. Karoten

Karoten dan likopen merupakan molekul yang simetrik, artinya separuh bagian kiri merupakan bayangan cermin dari bagian kanannya. β-karoten dan likopen merupakan molekul yang serupa, perbedaannya terletak pada cincin pada karbon ujung.

β-karoten banyak terkandung dalam wortel dan lada, kadang-kadang bebas dan kadang-kadang bercampur dengan α- dan γ-karoten. Karotenoid yang mempunyai gugus hidroksil disebut xantofil, pigmen tersebut merupakan pigmen utama pada jagung yang berwarna kuning, lada, pepaya, dan jeruk keprok.

3. Antosianin

Pewarna makanan satu ini larut dalam air dan warnanya oranye, merah dan biru. Secara alami terdapat dalam anggur, strawberry, rasberry, apel, bunga ros, dan tumbuhan lainnya.

Antosianin banyak menarik perhatian untuk dipakai sebagai pengganti zat warna sintetis amaranth (FD & C Red No. 2) yang dilarang di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Warna pigmen antosianin merah, biru, violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

4. Kurkumin

Kurkumin merupakan zat warna alami yang diperoleh dari tanaman kunyit (Zingiberaceae). Zat warna ini dapat dipakai dalam minuman tidak beralkohol, seperti sari buah.

Akan tetapi zat pewarna makanan ini masih kalah oleh zat warna sintesis dalam hal warnanya.

5. Biksin

Zat ini diperoleh dari ekstraksi kulit biji pohon Bixa orellana yang banyak terdapat pada daerah tropis. Zat pewarna makanan ini sangat stabil terhadap oksidasi tapi tidak tahan terhadap cahaya dan panas.

Biksin sering digunakan untuk mentega, margarin, minyak jagung, dan salad dressing. Walaupun harganya lebih tinggi daripada certified color, namun masih lebih murah daripada karoten.

6. Karamel

Karamel berbentuk amorf yang berwarna coklat gelap dan dapat diperoleh dari pemanasan yang terkontrol terhadap molase, hidrolisis pati, dekstrosa, gula inverb, laktosa, syrup malt, dan glukosa. Ada tiga macam kelas karamel yang membedakan penggunaannya dalam bahan pewarna makanan, yaitu:

a. Karamel Tahan Asam

Digunakan untuk mewarnai minuman yang mengandung CO2 dan bersifat asam. Karamel ini berbentuk cairan.

b. Karamel untuk Roti

Berbentuk cairan, merupakan kelas yang lebih rendah dan digunakan untuk produk, seperti biskuit, cake, dan roti.

c. Karamel Kering

Digunakan untuk campuran dalam bentuk kering atau untuk produk cair dalam jumlah banyak. Penggunaan karamel biasanya dicampur dengan zat pewarna buatan (Azo dye) dengan perbandingan yang harus dijaga agar tidak terjadi kekeruhan.

Karamel membantu mempertajam warna dan menghasilkan warna yang lebih baik.

7. Titanium Oksida

Titanium oksida berwarna putih dan dapat menyebabkan warna menjadi opaque. Dalam bentuk kasar atau mutu rendah titanium oksida digunakan sebagai warna dasar cat rumah.

Pewarna makanan ini bisa dipakai untuk melapisi tablet obat. Penggunaan titanium dioksida telah digunakan sejak tahun 1966 dengan batas 1% BB.

8. Cochineal, Karmin, dan Asam Karminat

Cochineal adalah zat yang berwarna merah yang diperoleh dari hewan coccus cacti betina yang dikeringkan. Hewan ini hidup pada sejenis kaktus di Kepulauan Canary dan Amerika Selatan.

Zat pewarna karmin ini mahal dan jarang dipakai. Karmin dipergunakan untuk melapisi bahan berprotein yang diproses menggunakan retort dan memberikan lapisan merah jambu.

Manfaat Pewarna Makanan

Berikut adalah fungsi pewarna makanan, yakni:

1. Mempercantik Warna Makanan

Memperbaiki penampakan dari makanan yang warnanya memudar akibat proses termal atau yang warnanya diperkirakan akan menjadi pudar selama penyimpanan, misalnya sayuran.

2. Mendapatkan Warna yang Seragam

Memperoleh warna yang seragam pada komoditi yang warna alamiahnya tidak seragam. Dengan penambahan pewarna diharapkan penampakan produk tersebut akan lebih seragam dengan demikian penerimaan produk tersebut oleh konsumen juga akan lebih mantap. Contoh: pewarnaan kulit jeruk.

3. Memperoleh Warna yang Lebih Tua

Mendapatkan warna yang lebih tua dari aslinya. Misalnya, pada produk-produk seperti minuman ringan dan yogurt yang diberi tambahan flavor tertentu konsumen
seringkali mengasosiasikan flavor tersebut dengan suatu warna yang khas.

4. Menjaga Zat-zat Flavor dan Vitamin

Manfaat pewarna makanan yaitu untuk melindungi zat-zat flavor dan vitamin-vitamin yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan. Dalam hal ini, pewarna tersebut berfungsi sebagai penyaring cahaya/tirai yang menghambat masuknya cahaya.

Dampak Konsumsi Pewarna Makanan Berlebih

Meski beberapa jenis pewarna makanan aman untuk digunakan, tetap akan memberi dampak jika dikonsumsi berlebihan. Berikut beberapa dampak dari mengkonsumsi pewarna makanan berlebihan.

1. Hiperaktif Hingga ADHD

Dilansir dari situs health.clevelandclinic.org, terdapat beberapa pewarna makanan yang mengandung benzena. Selain itu, mengkonsumsi berlebihan zat pewarna makanan juga bisa menyebabkan hiperaktif termasuk ADHD, perubahan perilaku, emosi tidak terkontrol, gatal-gatal, asma, hingga memicu pertumbuhan tumor.

2. Kanker Hati

Melansir dari e-journal.uajy.ac.id dan zat pewarna makanan masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan dan sampai menuju hati untuk diekskresikan. Namun, jika dikonsumsi terus-menerus akan berakibat rusaknya fungsi hati hingga bisa mengakibatkan kanker hati karena kandungan residu logam berat yang terdapat dalam zat pewarna makanan tersebut.

Bahkan di Amerika sempat terjadi keracunan popcorn yang dibubuhi zat pewarna Oil red XO hingga 200 orang mengalami sakit perut. Percobaan sempat dilakukan pada tikus yang diberi Rhodamin yang dapat menyebabkan kanker hati (hepatoma) 6,6%, sejenis kanker yang tumbuh akibat sel limfosit (limfoma) 8,3%, dan dilatasi kantung kemih pada tikus 11,1%.

Terbukti bahwa pemberian pewarna sintetik dalam jumlah kecil tetapi berulang dan konsumsi pewarna sintetik dalam jangka waktu yang lama akan memberikan dampak negatif seperti kanker hati.

Alternatif Pewarna Makanan yang Lebih Sehat

Alternatif pewarna makanan yang lebih aman untuk dikonsumsi. yaitu:

  • Karotenoid: Biasanya dipakai sebagai pewarna alami wortel, tomat, jeruk, algae, lobster, dan lain-lain.
  • Karoten: Dalam wortel, lada, pepaya, dan jeruk keprok.
  • Antosianin: Dalam anggur, strawberry, rasberry, apel, bunga ros, dan tumbuhan lainnya.
  • Kurkumin: Dalam tanaman kunyit.
  • Biksin: Dalam mentega, margarin, minyak jagung, dan salad dressing.
  • Karamel: Dalam produk biskuit, cake, dan roti.
  • Titanium oksida: Dalam tablet obat.
  • Cochineal, karmin, dan asam karminat: Ditemukan dalam hewan coccus cacti betina.

Demikian jenis-jenis pewarna makanan yang bisa kamu pakai. Semoga bisa menambah wawasan detikers




(khq/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads