Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menyebut volume sampah kiriman periode November 2022-Februari 2023 mencapai 2.000 ton.
"Didominasi oleh sampah kayu, mulai dari Jimbaran sampai Kuta. Kalau (sampah) plastik ada di Kedonganan," ungkap Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PKLB3) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Badung AA Gede Agung Dalem di Tanjung Benoa, Badung, Bali, Rabu (1/3/2023).
Menurut Agung Dalem, hampir semua pantai di kawasan Badung terdampak sampah kiriman. Adapun garis pantai terdampak sepanjang 22 kilometer (km).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat musim sampah, begini ini kan akibat angin Muson Barat, sampah dari daerah barat Badung. Muson Timur itu September," jelasnya.
Musim sampah kiriman baru akan berakhir April 2023 nanti. Ini berarti, Badung masih akan menerima sampah kiriman lagi dalam dua bulan ke depan.
Beruntung, ada kapal pengumpul sampah di laut yang merupakan service agreement dari perusahaan Jepang, OSK Lines. Kapal ini akan menjalankan misinya menghimpun sampah selama satu bulan di Bali.
Diharapkan, kapal pengumpul sampah di laut dapat membantu penanganan sampah kiriman di kawasan pantai-pantai di Badung Selatan.
"Kalau kapal ini kan kewenangan provinsi, bukan kabupaten. Kami sudah punya beach cleaner tiga dari provinsi itu dikasih pinjam. Kami cuma cari operator. Kalau kapal ini kami belum pernah pinjam, karena baru didemokan," terang dia.
Kepala Dinas LHK Badung I Wayan Puja menyambut baik bantuan yang ada, seperti kapal pengumpul sampah di laut. Hanya saja, ia mengadu bahwa kapal tersebut belum mampu menangani sampah kiriman kayu berukuran jumbo.
"Lihat sendiri kan sampah kirimannya seperti apa? Jadi, ya kalau menurut saya, itu bisa diletakkan di Sungai Tukad Mati karena laut kan gelombang besar, jadi agak sulit, tapi itu kapal kan kewenangan provinsi ya kita tunggu saja," katanya.
(BIR/iws)