AKM singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum. AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN) yang menggantikan Ujian Nasional (UN) bagi siswa di jenjang dasar hingga menengah.
Di sini akan kita ulas apa itu AKM dan AN beserta konsep, komponen hingga bentuk soalnya.
Apa itu AKM?
Dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Malang, AKM adalah salah satu penilaian yang merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN). Tujuan utamanya untuk mengukur kemampuan kognitif melalui dua jenis literasi, yaitu literasi membaca dan numerasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Asesmen Nasional
Asesmen Nasional lebih luas daripada AKM. Dilansir dari artikel Arif Riska Nurcahyo di academia.edu, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah dari jenjang dasar hingga menengah.
Penilaian mutu satuan pendidikan ini didasarkan pada hasil belajar siswa yang mendasar, yaitu literasi, numerasi, dan karakter, serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Tiga penilaian dalam Asesmen Nasional, yaitu:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi dasar terkait literasi membaca dan numerasi siswa.
- Survei karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa.
- Survei lingkungan belajar untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun tingkat sekolah.
Tujuan AKM
Dari laman umm.ac.id, dijelaskan bahwa AKM bertujuan untuk menilai pengembangan kemampuan dan karakter siswa di sekolah. AKM merupakan alat ukur komprehensif yang dapat memetakan kualitas pendidikan di Indonesia dengan adanya keterampilan minimal.
AKM diinisiasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim untuk mendapatkan informasi terkait hasil belajar dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, AKM penting diterapkan di sekolah negeri maupun swasta.
Konsep AKM
Dilansir dari laman Kemdikbud, konsep dari AKM adalah menilai unsur kognitif siswa berdasarkan dua kompetensi, yaitu kemampuan literasi membaca dan numerasi. Dua hal ini penting digunakan dalam partisipasi mereka dalam hidup bermasyarakat.
Dua kompetensi ini berkaitan dengan kecakapan berpikir logis-sistematis, kemampuan bernalar sesuai konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah dan mengolah informasi.
1. Literasi
Asesmen terkait literasi membaca adalah penilaian dengan menggunakan berbagai jenis teks yang dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu.
2. Numerasi
Asesmen numerasi adalah penilaian terkait dengan angka. Asesmen ini dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
Komponen AKM
Setelah mengenal konsep AKM yang dibagi menjadi kompetensi literasi dan numerasi, Anda juga harus tahu apa saja komponen AKM. Berdasarkan laman UMM, ada tiga komponen AKM yang harus dipahami, yaitu konten, konteks, dan tingkat kognitif.
1. Konten
Konten adalah topik yang digunakan sebagai acuan pada soal AKM. Yang termasuk dalam konten adalah teks informasi yang berupa wawasan dan ilmu pengetahuan ilmiah, serta teks fiksi untuk memberikan pengalaman yang bersifat cerita.
2. Konteks
Konteks adalah aspek dari situasi yang digunakan untuk konten. Konteks ini berkaitan dengan personal, kepentingan diri, sosial budaya, kepentingan antar lingkungan masyarakat, budaya, dan saintifik, serta aktivitas yang dilakukan maupun belum dilakukan.
3. Tingkat Kognitif
Tingkat kognitif adalah proses berpikir siswa untuk menyelesaikan soal. Dalam hal ini, siswa dituntut bisa menemukan informasi dengan mengakses dan menemukan informasi dari berbagai sumber.
Selain itu, siswa juga dituntuk untuk menginterpretasi dan mengintegrasi informasi, baik tersirat atau tersurat untuk menghasilkan kesimpulan, serta melakukan evaluasi, refleksi, dan mengaitkan isi teks dengan hal nyata di luar teks.
Siapa yang Harus Mengikuti AKM?
Asesmen Nasional terdiri dari AKM, survei karakter dan survei lingkungan belajar. Masing-masing akan diikuti peserta yang berbeda.
AKM akan diikuti oleh peserta didik kelas V di jenjang SD atau MI, kelas VIII di jenjang SMP atau MTs, dan XI di jenjang SMA atau MA, serta siswa kejar paket A, B dan C. AKM dilaksanakan dua hari, pertama untuk tes literasi dan kedua untuk tes numerasi.
Sedangkan survei karakter akan diikuti siswa dan guru. Sementara survei lingkungan belajar akan diikuti kepala satuan pendidikan.
Bentuk Soal AKM
Bentuk soal AKM dibedakan menjadi lima. Dilansir dari buku Super Sukses AKM SMP/MTs Kelas VIII, berikut lima bentuk soal AKM.
Pilihan Ganda
Dalam soal pilihan ganda, siswa hanya menjawab salah satu pilihan yang sesuai dengan pertanyaan. Persentase soal ini sebesar 20 persen.
Pilihan Ganda Kompleks
Dalam soal pilihan ganda kompleks, siswa bisa bisa memilih jawaban lebih dari satu yang sesuai dengan pertanyaan. Persentase soal ini sebesar 60 persen.
Menjodohkan
Siswa menjodohkan titik satu ke titik lain dengan garis yang merupakan pasangan dari jawaban dan pertanyaan. Persentase soal ini sebesar 10 persen.
Isian Singkat
Siswa diminta menjawab singkat pertanyaan dengan kata atau bilangan. Persentase soal ini sebesar 5 persen.
Uraian
Siswa harus menjawab pertanyaan dengan kalimat-kalimat. Persentase soal ini sebesar 5 persen.
Demikian tadi penjelasan lengkap mengenai AKM singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimal yang merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN). AKM memiliki konsep menilai dua kompetensi, yaitu literasi dan numerasi dengan berbagai bentuk soal.
(bai/khq)